JawaPos.com - Jumlah korban terkena penyakit campak terus bertambah di Kalimantan Tengah (Kalteng). Data terakhir dari terdapat 49 jiwa yang terkena di Kapuas. Atas kondisi ini Dinas Kesehatan Kapuas menetapkan Status kejadian luar biasa (KLB).
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kapuas dr Tri Utami menuturkan, penetapan status KLB karena dalam sepekan ditemukan 18 kasus. Lalu bertambah 17 kasus lagi. Bahkan tiga hari terakhir bertambah 14 kasus. "Kemungkinan besar akan terus bertambah lagi,” kata dr Tri Utami sebagaimana dilansir Kalteng Pos (Jawa Pos Group), Jumat (14/9).
Kendati ada 49 orang terkena campak, Tri Utami belum bisa mengatakan itu adalah rubela. Pihaknya masih menunggu hasil dari laboratorium. Hingga 49 jiwa yang terkena campak masih dikategorikan campak klinis. Pasalnya campak dan rubela gejalanya hampir sama.
Untuk mengantisipasi tidak bertambah yang terkena campak ini, pihak mengupayakan pencegahan dengan melakukan imunisasi pemberian obat. Kini Dinas Kesehatan Kapuas tengah koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng.
"Terkait dengan status KLB ini, masyarakat diharapkan waspada dan jangan ragu untuk melakukan imunisasi. Bagi yang sudah terkena, untuk sementara waktu dianjurkan tidak ke sekolah dan berkantor. Tingkatkan daya tahan tubuh. Jika ada gejala demam, keluar merah-merah, segera periksakan ke dokter terdekat," imbuhnya.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Yayu Indriaty menjelaskan, orang yang rentan terpapar virus campak adalah mereka yang belum diimunisasi campak. Sebab, daya tahan tubuh mereka rendah terhadap virus. Bahkan orang yang pernah diimunisasi campak juga masih bisa terkena, walaupun dampak akan lebih ringan.
"Yang sudah pernah diimunisasi saja masih bisa terkena virus campak. Apalagi yang belum imunisasi. Tentu rentan,” ujar Yayu kepada Kalteng Pos.
Dia menyebut ada dua virus tersebut memiliki gejala yang tak jauh berbeda. Ciri-cirinya sama. Seperti demam, batuk kering, pilek, sakit tenggorokan, mata merah meradang, dan beberapa ciri lainnya.
"Orang yang terkena campak bisa saja membawa virus rubella. Dua hal ini berdekatan sekali. Cirinya sama. Namun ketika diperiksa di laboratorium, bisa saja negatif campak, namun positif rubella. Tetapi jarang yang terkena campak ingin periksakan diri untuk tahu lebih lanjut, karena biayanya mahal. Bisa sampai Rp600-700 ribu untuk cek campak. Belum lagi pemeriksaan rubellanya,” kata wanita berjilbab ini.
Dia mengungkapkan, orang atau anak yang terkena campak baru mau diperiksa lebih lanjut, ketika sudah terjadi kecacatan, keguguran, dan sebagainya. Jika belum mengarah pada hal tersebut, belum mau lakukan pemeriksaan. "Biasanya mau periksa ini kalau sudah keguguran, cacat anaknya, atau abortus. Tiga orang yang terkena rubella di Kalteng, disebabkan hal itu,” tandasnya.
(iil/jpg/JPC)
https://www.jawapos.com/read/2018/09/14/243046/49-jiwa-terkena-campak-kalteng-tetapkan-klb
0 Response to "49 Jiwa Terkena Campak, Kalteng Tetapkan KLB"
Posting Komentar