JawaPos.com - Defisit anggaran di Kota Batam dan di tingkat pusat, membuat pemerintah sangat selektif mengalokasikan dana. Akibatnya, rencana pembangunan di daerah menjadi tertunda karena belum mendapat sokongan dana.
Salah satu dampak seretnya anggaran adalah penundaan pembangunan Pasar Induk Jodoh, Lubuk Baja, Batam. "Dengan kondisi APBN saat ini, sangat tidak memungkinkan dibangun pasar induk tahun ini," kata Ketua Panitia Khusus (Pansus) Aset Kota Batam Udin P. Sihaloho, Kamis (13/9).
Demi kelangsungan pembangunan pasar induk, Udin menyambut baik sistem sharing anggaran antara Pemerintah Kota (Pemkot) Batam dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri. Sebelumnya, gagasan itu diutarakan Kepala Dinas Perdagangan (Disperindag) Kepri. Solusi lain adalah lewat kerja sama dengan pihak ketiga.
Udin mengatakan, beberapa daerah lain di Indonsia banyak melibatkan pihak ketiga dalam pengelolaan pasar. Selain lebih terarah, sektor pendapatan pun lebih jelas. Selanjutnya pengelolaan manajemen baik keuangan, kebersihan maupun keamanan, juga akan lebih teratur.
"Saya pikir tak ada masalah kalau kami bangun dengan sistem KSO (Kerja Sama Operasi). Karena memang sudah tidak memungkinkan APBN Rp 260 miliar pusat di tahun ini," ucap Udin.
Jika mengandalkan APBD Batam, politikus PDIP itu menilai sangat memberatkan. Mengingat besarnya anggaran pembangunan pasar induk. Sementara kondisi APBD Kota Batam mengalami defisit.
Pemkot Batam sempat berharap mendapatkan anggaran Rp 260 miliar dari APBN 2019. Dana akan digunakan untuk merevitalisasi pasar induk. Namun hal itu tidak mendapat respons positif dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Pasalnya, kemampuan APBN terbatas sehingga Kemendag tak bisa memenuhi permintaan tersebut.
(bbi/JPC)
https://www.jawapos.com/read/2018/09/13/242812/pembangunan-pasar-induk-jodoh-andalkan-pihak-ketiga
0 Response to "Pembangunan Pasar Induk Jodoh Andalkan Pihak Ketiga"
Posting Komentar