JawaPos.com - Tuntutan ribuan mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR) agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun dari jabatannya menjadi perbincangan hangat. Ada yang menyangkut pautkan aksi pada Senin (10/9) lalu dengan politik.
Namun, hal itu langsung dibantah oleh Koordinator Lapangan (Korlap) aksi Guntur Yurfandi. Guntur yang juga merupakan Gubernur Mahasiswa Fakultas Hukum UIR mengatakan, pihaknya tidak terlalu mengkhawatirkan isu yang menyebut bahwa aksi mereka diduga ditunggangi oleh oknum untuk kepentingan politik.
"Lillahita'ala kebenaran akan berdiri tegak. Niat kami tulus untuk rakyat Indonesia, saya Korlap aksi mahasiswa UIR berpesan kepada seluruh mahasiswa dan masyarakat se Indonesia jangan terpengaruh dengan pendapat pengamat politisi," kata Guntur kepada JawaPos.com, Kamis (13/9).
Sebelum menggelar aksi demonstrasi ini lanjut Guntur, ia bersama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sudah melakukan kajian terkait isu tersebut. "Kami melakukan kajian terkait isu ini sudah jauh-jauh hari kami melakukan kajian," ucapnya.
Bahkan, ia juga menyangkal secara tegas bahwa mahasiswa yang menuntut tiga hal saat itu berkaitan dengan kedatangan Calon Wakil Presiden, Sandiaga Uno. "Tidak tidak ada kaitannya dengan kedatangan pak Sandiuno. Saya tantang pergerakan mahasiswa se Indonesia," tegasnya.
Aksi demo ini, memang dilakukan ribuan mahasiswa beralmamater biru itu kurang dari satu Minggu setelah kedatangan Sandiaga Uno ke kampusnya. Saat itu, Sandiaga Uno yang memang putra kelahiran Pekanbaru, Riau, datang ke Kampus UIR untuk memberikan kuliah umum, Selasa (4/9).
Isu ini kemudian disangkutpautkan oleh netizen di salah satu status di akun Facebook milik Presiden Mahasiswa (Presma) UIR, Hengky Primana.
Sebelumnya, demonstrasi mahasiswa UIR berlangsung cukup ramai. Peserta diperkirakan mencapai 3 ribu orang memadati kantor DPRD Riau pada Senin (10/9).
Mahasiswa yang mengenakan almamater berwarna biru tua ini, tiba di gedung rakyat sekitar pukul 14.30 WIB. Mereka datang dengan atribut berupa kain putih bertuliskan 'Turunkan Jokowi' yang ditulis dengan cat semprot warna merah.
Selain itu, mereka membawa boneka pocong dengan foto Jokowi. Setibanya di depan gerbang kantor DPRD Riau, massa sudah ditunggu oleh aparat kepolisian yang berjaga. Namun, aparat tak bisa berbuat apa-apa saat massa memaksa masuk ke halaman DPRD.
Setelah berhasil meringsek masuk, massa mengantungkan pocong itu di sebuah tiang di kantor DPRD Riau. Sementara bendera Merah-Putih mereka turunkan setengah tiang. Tampak pocong tersebut tergantung di tiang itu. Sekitar 15 menit di luar gedung, mereka memaksa masuk ke dalam gedung.
Sempat terjadi aksi saling dorong antara massa dan petugas keamanan. Meski begitu, massa berhasil masuk ke dalam gedung sambil membawa serta pocong Jokowi ke dalam gedung. Mereka masuk ke dalam gedung rapat paripurna.
Guntur Yurfandi saat itu mengatakan, ada tiga tuntutan yang mereka suarakan pada sore ini. Pertama, mereka menuntut stabilkan perekonomian bangsa. Kemudian selamatkan demokrasi Indonesia dan ketiga usut tuntas kasus korupsi PLTU Riau-1.
(ica/JPC)
https://www.jawapos.com/read/2018/09/13/242850/tuntutan-turunkan-jokowi-dikaitkan-isu-politik-ini-jawaban-guntur
0 Response to "Tuntutan Turunkan Jokowi Dikaitkan Isu Politik, Ini Jawaban Guntur"
Posting Komentar