Cerita di Balik Kegilaan Handoko Pertahankan Eksistensi Motor Antik

Ada berbagai alasan orang untuk mengoleksi motor klasik. Selain hobi dan bersejarah, ada beribu alasan yang tidak bisa diungkapkan. Seperti halnya David Sunar Handoko, 63, seorang kolektor ratusan motor, sepeda dan mobil antik di Jogjakarta. Simak cerita dan koleksinya.

Ridho Hidayat, Jogjakarta

JawaPos.com - Hobi David Sunar Handoko terbilang unik. Pasalnya pria berumur 63 tahun tersebut mempunyai kegemaran untuk mengoleksi motor-motor antik. Kini, koleksinya bejibun. Tercatat ratusan motor antik berbagai merek menghiasi rumahnya di Jalan KH Ahmad Dahlan 88, Jogjakarta.

Koleksi Motor Antik
HOBI: Kolektor motor antik dari Jogjakarta, David Sunar Handoko dan koleksinya. (Ridho Hidayat/JawaPos.com)

Koleksinya terbilang lengkap, mulai dari motor antik jenis moge Harley Davidson, berderet Vespa Piaggio, Lambretta, Indian hingga merek lainnya. Bahkan tidak hanya sepeda, pria yang akrab dipanggil Handoko ini juga mempunyai koleksi sepeda dan mobil antik.

Untuk motor antik tercatat tak kurang dari 300 unit, sedangkan sepeda lebih dari 500 unit dan mobil 60 unit.

Selain terbilang lengkap, ia juga sangat selektif dalam memilih koleksi. Selain motor yang diproduksi jumlahnya sedikit, minimal koleksinya memiliki unsur sejarah, misalnya pernah dipakai oleh publik figure atau pejabat, atau mungkin pernah dipergunakan semasa perang.

Salah satunya, yaitu Motor Birmingham Small Arms (BSA) tahun pembuatan 1965 yang pernah dimiliki oleh Kapolri periode 1966-1971 Hoegeng Imam Santoso. Kemudian juga motor milik Letjend TNI (Purn) Dading Kalbuadi. Seorang pejabat tinggi dari TNI AD pada masa 1970-an silam. Ada pula mobil jenis BMW R50 milik eks personel band Koes Plus.

Alasannya mengoleksi motor, sepeda dan mobil antik tersebut sangat mengharukan. Pasalnya, Handoko berniat melestarikan motor-motor klasik yang berada di Indonesia. Sebab, banyak motor-motor tua Indonesia yang justru dijual dan berada di Luar Negeri.

Ia menceritakan, sewaktu berkunjung ke Amerika Serikat, dirinya mendapati banyak warga yang memakai Harley Davidson secara berkelompok. "Saya tanya dapatnya dari mana, ternyata banyak yang beli dari Indonesia. Dari situ, saya juga tahu setiap hari banyak motor antik dari Indonesia yang dibawa ke luar negeri," kata dia.

Dengan kondisi seperti ini, secara logika ia berpikir lama kelamaan keberadaan motor antik di Indonesia akan habis. "Sejak tahun itu (1989) saya terus membeli motor antik," kata pengusaha restoran, hingga showroom kendaraan ini.

Koleksi pertamanya adalah motor Harley Davidson Sportster tahun pembuatan 1959. Dibelinya pada 1989 silam seharga Rp 5 juta, dari seorang kenalan rekannya.

Mulai dari tahun itu pula, David Sunar Handoko terus melakukan perburuan motor-motor antik. Tak hanya ke kota-kota besar seperti Jakarta, Malang, Surabaya. Namun ia juga mencarinya ke luar negeri.

Sampai saat ini, jumlah koleksinya cukup membuat orang terpana. Selama masih ada nafas, Handoko mengaku akan terus menginventaris keberadaan motor-motor antik yang berada di Indonesia. (Bersambung)

(dho/JPC)

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/09/11/242248/cerita-di-balik-kegilaan-handoko-pertahankan-eksistensi-motor-antik

0 Response to "Cerita di Balik Kegilaan Handoko Pertahankan Eksistensi Motor Antik"

Posting Komentar