JawaPos.com - Sejumlah umat Buddha Mahayana yang ada di Klenteng Eng An Kiong Malang melaksanakan tradisi Fang Sheng, Minggu (2/9). Tradisi itu ditandai dengan pelepasan ribuan burung pipit.
Beberapa sangkar burung yang berisi ratusan burung pipit tertata rapi di halaman Klenteng Eng An Kiong yang berada di jalan Martadinata, Kotalama, Kedungkandang, Kota Malang, Minggu (2/9). Di beberapa sangkar juga diberi kertas label berwarna pink yang bertuliskan nama-nama dalam huruf Cina.
Sebelumnya, para umat terlebih dahulu membacakan sutra Fang Sheng. Yakni untuk mendoakan agar makhluk hidup ini terlahir kembali di alam yang lebih baik.
"Kenapa begitu? Karena hewan-hewan itu terlahir sebagai hewan karena karma buruk, perbuatan di masa lampau," ujar salah satu umat, Zainal Imanudin, 50, pada JawaPos.com.
Dia menjelaskan, mereka awalnya makhluk mulia, kemudian terlahir sebagai hewan.
Selanjutnya, seorang pendeta membacakan mantra Maha Karuna Dharani pada sebuah mangkok berisi air untuk selanjutnya dipercikkan ke burung-burung tersebut. "Itu merupakan prosesi pensucian," kata dia.
Tradisi Fang Sheng sendiri sangat erat kaitannya dengan ajaran agama Buddha Mahayana Tiongkok. Fang berarti melepaskan, sedangkan Sheng berarti makhluk hidup. Yang berarti melepaskan makhluk hidup. Ada makna tersirat di balik ritual melepas makhluk hidup ke alam bebas.
Dia menceritakan, kegiatan ini kaitannya dengan tradisi Tionghoa yang selalu digelar pada bulan 7 kalender imlek. Tradisi ini, lanjut dia, juga sebagai pelimpahan jasa. "Ini peluang bagi masyarakat, sanak famili untuk mendoakan arwah. Dengan pelepasan, pahala ini untuk almarhum," pungkasnya.
(fis/JPC)
https://www.jawapos.com/read/2018/09/02/240036/fang-sheng-tradisi-melepas-ribuan-burung-pipit
0 Response to "Fang Sheng, Tradisi Melepas Ribuan Burung Pipit"
Posting Komentar