Pasangan Aseksual Ika-Liana (2-Habis): Akur Bagi Tugas sampai Warisan

Tidak mampu meluapkan kedekatan secara fisik, Ika Yuanita dan Liana punya cara sendiri untuk menunjukkan rasa sayang.

Hendra Eka, SURABAYA

Berbeda dengan Ika Yuanita, Liana datang dari keluarga kaya raya. Ayahnya punya sebuah toko legendaris di kota itu. Toko Koening namanya. Sedangkan ibunya pengusaha tembakau. Anak ke-9 di antara 10 bersaudara tersebut hidup serba berkecukupan.

Pasangan Aseksual Ika-Liana (2-Habis): Akur Bagi Tugas sampai Warisan
Ika Yuanita dan Liana hidup bersama di kediaman mereka di daerah Wonorejo. (HENDRA EKA/JAWA POS)

Kalau Anita merasakan suka sesama jenis sejak SMP, Liana lebih muda lagi. Sejak kelas V SD dia mengaku deg-degan jika bertemu dengan perempuan cantik. Bahkan, salah satu motivasinya tidak pernah membolos sekolah adalah bisa melihat gadis pujaan hatinya yang satu sekolah. ”Aku mulai SD sudah tertarik sama perempuan, kethok wedhok ayu aku deg-deg,” kata Liana di kediaman mereka daerah Wonorejo, Rungkut.

Titik puncak Liana merasakan bahwa dirinya lesbian adalah ketika SMA di Surabaya. Dia indekos bersama seorang mahasiswi. Liana merasakan jatuh cinta dan berani mengungkapkan perasaannya ke gadis itu. Bagaikan ketiban durian runtuh, Liana mendapatkan respons yang baik. Mereka jadian. ”Aku senang sama dia karena dia baik. Akhirnya aku berani ngomong,” kata perempuan yang hobi berkebun tersebut.

Kehidupan percintaan Liana bisa dibilang lebih panjang daripada pasangannya, Anita. Liana pernah menjalin cinta dengan tujuh perempuan. Bahkan, salah seorang mantan pasangannya pernah dia belikan rumah. Namun, bukannya berakhir indah, Liana malah diselingkuhi.

Pada 4 Maret 2005 di sebuah tempat karaoke di Surabaya, Liana dikenalkan kepada Anita oleh Frida, teman mereka berdua. Dari sanalah awal benih cinta tumbuh. Liana memberanikan diri menyampaikan kata hatinya. Tapi, bukan kata iya atau tidak yang dia dapat. Anita justru balik bertanya kepadanya. ”Berapa gajimu?” ujar Anita. Liana kaget. ”Ini wedhok belum apa-apa kok wis tanya gaji segala,” kisah Liana.

Pertanyaan itu sejatinya bukti keseriusan Anita. Dia ingin hidup lama dengan Liana yang saat ini berusia 56 tahun. ”Saya realistis saja. Saya tanya berapa gajimu. Apa cukup buat hidup kita? Ternyata setelah tak itung-itung, masih ada sisa,” kata Anita yang lebih muda dua tahun itu.

Akhirnya dua bulan setelah perkenalan tersebut, pada 1 Mei 2005 mereka jadian. Setahun kemudian, orang tua Liana menyambangi rumah Anita di Malang. Orang tua Liana meminta izin kepada Alimah, ibunda Anita, agar anak-anaknya bisa bersama.

”Itu mami Liana ngajak aku buat kenalan sama ibuku. Terus mami ngomong, ini anak dua kan yawis podho seneng, kita sebagai orang tua merestui ae supaya anak dua ini jalannya lebih enak, jangan ditentang lagi biar nggak karu-karuan,” kata Anita yang menirukan ucapan ibunda Liana.

Hingga kini, selama 13 tahun, hubungan pasangan itu berjalan baik dan bahagia. Tinggal satu atap, mereka berhasil membina rumah tangga dan melawan berbagai cobaan. Selama itu pula, mereka tidak melakukan hubungan seksual. Pasangan tersebut menyebut diri mereka sebagai aseksual. ”Yang penting bagi kami adalah saling setia dan sayang,” tutur Anita.

Hidup mereka mirip kisah dalam film Carol karya sutradara Todd Haynes. Dalam film yang masuk nominasi enam Piala Oscar 2016 itu, Blanchett digambarkan sebagai seorang sosialita kaya yang jatuh cinta pada gadis penjaga toko sederhana, Therese Belivet, yang diperankan Rooney Mara. Jejak Carol yang dimainkan Blanchett yang pernah menikah dan punya satu anak sama dengan cerita Anita yang juga pernah menikah dan beranak satu. ”Anak saya tahu, saya sama Liana dan dia nggak masalah,” kata Anita. 

Tidak berhubungan intim, mereka terikat kasih sayang yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka membagi tugas rumah tangga. Anita bagian rumah, cuci baju, bersih-bersih, mengepel, dan memasak. Sedangkan Liana mencari uang, menjadi broker properti, atau melayani jasa merawat dan memandikan kucing.

Selain itu, Liana sudah memastikan bahwa Anita adalah ahli waris tunggal hartanya. Termasuk rumah dua lantai yang kini mereka tempati. Notaris Liana telah menerbitkan nota riil peralihan hartanya kepada Anita. ”Jadi, nanti kalau aku meninggal duluan, hartaku ini jatuh ke Anita. Aku nggak mau Anita terusir dari rumahnya sendiri,” kata Liana. 

(*/c7/ayi)

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/09/01/239830/pasangan-aseksual-ika-liana-2-habis-akur-bagi-tugas-sampai-warisan

0 Response to "Pasangan Aseksual Ika-Liana (2-Habis): Akur Bagi Tugas sampai Warisan"

Posting Komentar