Belajar dari Kasus Bullying Dosen Unibraw, Dilecehkan dan Diviralkan

JawaPos.com - Kasus bullying memang bisa menimpa siapa saja. Tidak hanya publik figur, orang biasa pun bisa jadi target sasaran para pelaku bullying. Oleh karena itu, pemberian efek jera kepada pelaku dirasa perlu untuk menghentikan tindakan tersebut.

Selain itu, respon dari korban bully juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. Korban harus berani melaporkan kasus bullying tersebut. Sehingga pelaku tidak bakal mengulangi hal serupa.

Hal itu seperti yang dilakukan oleh dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB), Maulina Pia Wulandari. Dirinya menjadi korban cyber bullying dari orang tak dikenal. Salah satu foto di akun media sosialnya diambil tanpa seizin dirinya, kemudian diedit dan disebar luaskan.

Kasus Pelecehan Dosen Unibraw
Dirinya menjadi korban cyber bullying dari orang tak dikenal. Salah satu foto di akun media sosialnya diambil tanpa seizin dirinya, kemudian diedit dan disebar luaskan. (Fisca Tanjung/JawaPos.com)

Namun, karena dirinya mempunyai latar belakang yang berkompeten di bidang managing crisis, wanita yang akrab disapa Pia itu pun berani untuk melapor ke pihak berwajib. Dia pun bisa dengan tenang meng-handle masalah yang dihadapinya. 

"Sebenarnya kejadian ini juga men-challenge saya, bagaimana cara saya meng-handle krisis. Apakah saya akan emosional, gegabah," ujarnya pada JawaPos.com, Sabtu (28/7).

"Tapi karena jam terbang sudah tinggi, banyak membantu klien dan mitra atasi krisisnya, sekarang saat krisis itu menimpa saya, saya sudah tenang. Dan saya tahu apa yang harus dilakukan," lanjut wanita yang juga menjabat sebagai Public Relation (PR) UB itu. 

Menurut ibu dua anak itu, bullying itu diselesaikan di jalur hukum. "Karena bullying itu efeknya bisa sampe orang bunuh diri, bisa depresi," kata dia.

Biasanya, lanjut Pia, pem-bully ini akan merasa senang jika dia tidak dipenjara atau dihukum. Oleh karena itu, efek jera sangat dibutuhkan agar para pelaku bullying tidak semakin menjadi.  

Pemberian efek jera pun bisa bermacam-macam. Bisa dihukum secara ekonomi, secara sosial, maupun secara hukum. Pada kasus ini, Pia mengaku beruntung karena mempunyai power, network, dan keberanian, serta support system yang solid. Sehingga dia bisa melawan pelaku yang telah mem-bully-nya di media sosial.

"Tapi bagaimana dengan korban lain yang tidak punya power, tidak punya network, dan tidak di-support oleh sistemnya. Itu dia bisa bunuh diri dan bisa mati," ujarnya. 

Pia pun berpesan, agar para korban bullying dimanapun bisa memberanikan diri untuk melaporkan tindak kejahatan tersebut. "Kalau di attack sama pem-bully harus tenang. Direkam semuanya, disimpan, dan lapor polisi as soon as possible. Jangan diem," tegasnya.

(fis/JPC)

Let's block ads! (Why?)

http://www.jawapos.com/read/2018/07/28/231489/belajar-dari-kasus-bullying-dosen-unibraw-dilecehkan-dan-diviralkan

0 Response to "Belajar dari Kasus Bullying Dosen Unibraw, Dilecehkan dan Diviralkan"

Posting Komentar