JawaPos.com - Wacana duet Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono di Pilpres 2019 mencuat dan ramai diperbincangkan, menyusul pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bahwa dia siap menjadi King Maker jika ada calon lain yang dianggap lebih baik.
Menanggapi hal itu, Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, ada tiga kerugian jika Prabowo urung maju sebagai capres dan memilih menyerahkan tiket kepada orang lain.
"Kerugian yang paling besar adalah menjadi pengakuan dari kubu Gerindra bahwa memang Jokowi layak dua periode," kata Hendri saat dihubungi di Jakarta, Minggu (29/7).
Hendri menjelaskan, dari banyak jajak pendapat yang dilakukan lembaga survei, lawan terberat Jokowi di Pilpres 2019 sampai saat ini adalah Prabowo, kendati masih ada perbedaan dalam angka elektabilitasnya.
"Tetapi Disparitas Prabowo dengan calon (presiden) lain di bawahnya jauh juga. Misalnya ada nama Rizal Ramli, Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, itu bedanya sekitar 20 persen juga," sambung Hendri.
Karena itulah, dia menilai, rugi besar jika Prabowo menjadi king maker dan mendukung calon lain. Apalagi dengan maksakan Anies sebagai capres, Gerindra dan sekutunya tidak akan mendapat efek elektoral untuk mendongkrak suara partainya di pemilu legislatgif mendatang.
Bahkan, Hendri menyebut, bahwa Anies ini tidak akan membawa efek elektoral apa-apa ke Gerindra. Sebab sangat sulit Anies dipersepsikan Gerindra. Ini sudah pernah dibuktikan di Pilkada Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Setengah mati Prabowo membuktikan Sudirman Said, dan Sudrajat sebagai orang yang dia dukung. Karena coattail effek Gerindra itu ya ada di Prabowo. Orang mau disuruh milih Prabowo, tapi yang lain belum tentu. Walaupun Prabowo meminta masyarakat pilih orang yang dijagokan dia," papar Hendri.
Hendri juga mengakui, meski Prabowo punya catatan manis menjadi King maker. Pertama saat membawa Jokowi-Ahok menang di Pilkada DKI Jakarta, dan kedua saat merebut kembali ibu kota dari tangan Ahok. Prabowo berhasil memenangkan Anies-Sandi di Pilgub Jakarta.
"Itu di Pilkada tapi di Pilpres 2019 tidak ada jaminan," tegas Hendri.
Kerugian lain bila Anies dipaksakan maju sebagai capres dan dipasangkan dengan AHY, kata Hendri, Gerindra akan dicap sebagai perusak pembangunan di Jakarta. Sebab, Anies yang sudah berkomiten menyelesaikan lima tahun di Jakarta.
Sementara Demokrat, justru yang mendapatkan efek elektoral dari majunya AHY. "Saya yakin SBY tidak menghitung kemenangan AHY di Pilpres kali ini. Tapi yang dia hitung adalah kemenangan AHY di 2024 atau bahkan 2029," pungkasnya.
(aim/JPC)
https://www.jawapos.com/read/2018/07/29/231572/anies-maju-jadi-capres-ini-yang-didapat-prabowo-dan-gerindra
0 Response to "Anies Maju Jadi Capres, Ini yang Didapat Prabowo dan Gerindra"
Posting Komentar