Ekonim UOB: Rupiah Terus Terdepresiasi Sepanjang 2018

JawaPos.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi akan terus melemah hingga di level Rp 14.700. Hal itu diperkirakan terjadi sepanjang 2018.

Ekonom United Overseas Bank (UOB) Indonesia, Enrico Tanuwidjaja mengatakan, Rupiah diprediksi akan terus terdepresiasi. Setidaknya, hingga level Rp 14.900 pada 2019 mendatang.

Namun, dia menilai, depresiasi itu tidak akan berdampak pada sektor usaha selain ekspor impor. Selain itu tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat pada umumnya.

"Karena yang terdampak kurs mata uang itu para pelaku usaha di bidang ekspor impor. Jadi, kalau enggak butuh Dolar AS, ya pakai Rupiah saja lebih aman," kata Enrico di Hotel Sheraton, Kamis (26/7).

Menurutnya, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Pertama, Bank Indonesia masih mampu menjaga angka inflasi 3,5 persen. Kedua, dirinya menilai, dengan tingkat inflasi itu, daya beli masyarakat masih tergolong baik.

"Karena, upah minimum regional (UMR) pun itu patokannya adalah tingkat inflasi plus nilai gross domesti product (GDP). Jadi ya, wajar saja dampaknya tidak terasa," kata Enrico.

Meski demikian, Enrico mengatakan, masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Yakni, efek psikologis yang ditimbulkan atas depresiasi kurs mata uang.

Menurutnya, perekonomian di Indonesia perlu melakukan pendalaman pada pasar modal. Supaya, suplai Dollar meningkat dan pergerakan nilai tukarnya lebih dinamis.

Begitu pula, saat Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga. Menurut Enrico, BI menaikkan suku bunga bukan hanya karena inflasi. Tapi, BI harus menjaga adanya imbal hasil riil untuk menarik investasi asing.

"Kita tidak memungkiri bahwa sektor usaha kita masih butuh pendanaan eksternal. Yakni, masih perlu pendanaan asing," kata Enrico.

Wakil Presiden Direktur UOB Indonesia, Iwan Satawidinata mengatakan, ada masyarakat yang berkecimpung pada dunia valuta asing. Misalnya, para pedagang valuta asing atau foreign exchanger trader (forex trader).

Masyrakat di kalangan tersebut, tentunta dapat dianggap rentan terhadap dampak depresiasi mata uang. Karenanya, Iwan menyarankan untuk memanfaatkan produk hedging yang sudah disiapkan UOB Indonesia.

"Kami siapkan produk hedging bagi nasabah kami. Karena kurs valuta asing yang tidak menentu. Bahkan cenderung melemah," kata Iwan.

(HDR/JPC)

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/07/26/231023/ekonim-uob-rupiah-terus-terdepresiasi-sepanjang-2018

0 Response to "Ekonim UOB: Rupiah Terus Terdepresiasi Sepanjang 2018"

Posting Komentar