
JawaPos.com - Di balik ramainya jalan yang menghubungkan antara pusat pemerintahan Balai Kota Cirebon menuju Keraton Kanoman, menyimpan misteri yang masih diyakini sebagian besar masyarakat Cirebon.
Nama jalan yang diyakini menyimpan aura magis itu bernama Jalan Karanggetas. Sepintas mata memandang, tidak ada tanda-tanda keanehan atau kesan mengerikan bagi pengunjung yang melintasi jalan tersebut.
Suasananya ramai. Lalu lalang berbagai jenis kendaraan melintasi Jalan Karanggetas. Bahkan, di sisi-sisi sepanjang jalannya adalah pusat perbelanjaan dan rumah toko.
Akan tetapi, di balik ramainya jalan sudut kota itu, Jalan Karanggatas menjadi angker dan pantang dilewati bagi sebagian yang melintas. Terutama bagi seorang yang memiliki kedudukan tinggi di suatu jabatan.
Mereka meyakini, bila melintasi Jalan Karanggetas, tampuk tinggi kekuasaan jabatannya akan runtuh seketika. Wibawa dan kehormatan sebagai seorang pemimpin atau pejabat di pemerintahan, akan terjatuh martabatnya di mata masyarakat.
Akademisi Sejarah IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Farikhin menuturkan, Jalan Karanggetas masih dipercaya sebagai daerah 'terlarang' bagi para pejabat lalim dan sombong. Dari asal usul maknanya, kata Karanggetas sendiri mengandung arti pekarangan atau hutan gundul yang menumpulkan.
Dijelaskan, kata Karanggetas berasal dari dua kata Bahasa Cirebon, karang dan getas. Karang sendiri dalam bahasa bermakna hutan gundul, adapun getas bermakna tumpul, patah atau tak berfungsi.
"Masyarakat Cirebon masih meyakini jika Karanggetas adalah peringatan bahwa di tempat itu, orang-orang sombong, angkuh, dan tidak mau peduli bagi masyarakat miskin dapat dipatahkan, ditumpulkan atau ditaklukan," ujar Farikhin di kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Senin (2/7).
Asal muasal Karanggetas, menurut Farikhin, berawal dari kisah Kedatangan Syekh Magelung Sakti di tanah Caruban (Cirebon) sekitar 1479. Kedatangannya ke Cirebon karena ia mendengar di daerah tersebut ada orang yang dikenal dengan kesaktiannya dapat memotong rambutnya.
Di daerah Karanggetas, Syekh Magelung Sakti kemudian menyampaikan keinginannya mencari lawan untuk memotong rambutnya. Apabila ada orang yang mampu mengalahkannya, Syekh Magelung Sakti bersedia menjadi pengikutnya.
Singkat cerita, Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunungjati menanggapi tantangan tersebut dan berhasil memotong rambut Syekh Magelung Sakti dengan kedua jarinya. Dia pun akhirnya bersedia menjadi pengikut Sunan Gunungjati untuk menyebarkan ajaran Islam di tanah Cirebon.
Hingga kini, kata Farikhin, Jalan Karanggetas masih dipercaya sebagai tempat pantangan bagi pemimpin yang sombong dan angkuh melintasi jalan tersebut.
"Banyak tokoh negara dan daerah, tidak berani melintasi jalan Karanggetas. Karena khawatir akan turun tahta dan jatuh martabatnya," pungkasnya.
(wiw/JPC)
https://www.jawapos.com/read/2018/07/02/224548/mengenal-jalan-karanggetas-jalan-terlarang-bagi-pejabat-lalim
0 Response to "Mengenal Jalan Karanggetas, Jalan Terlarang bagi Pejabat Lalim"
Posting Komentar