Soal Terorisme, ISESS: Polri Jangan Terlalu Andalkan Teknologi

JawaPos.com - Tepat di 1 Juli, korps Bhayangkara kini sudah menginjak usia 72 tahun. Usia yang sudah melebih setenagh abad itu sekaligus menjadi pengingat terkait pekerjaan rumah polri yang masih menumpuk. Terutama soal terorisme.

Menurut pengamat terorisme dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi, Polri yang sudah makin menua sebaiknya tidak terlalu mengandalkan perangkat digital dalam pemberantasan terorisme.

Terorisme
Densus 88 Mabes Polri saat melakukan Penggerebekan Terorisme di Indonesia. (Istimewa/JawaPos.com)

"Tak cukup hanya mengandalkan perangkat digital. Justru butuh peningkatan kepekaan, kewaspadaan dan kualitas komunikasi bagi aparatur negara perlu ditekankan," ujar Khairul kepada JawaPos.com, Minggu (1/7).

Khairul menjelaskan, Polri sebetulnya tidak bisa hanya mengandalkan perangkat digital, sekalipun sudah berteknologi sangat canggih. Pasalanya, lini terdepan polri ada di satua personel yang secara langsung berhadapan dengan publik.

"Karena justru personel di bawah lah yang harus terus diperkuat dan ditingkatkan," ungkapnya saat.

Karena, lanjutnya, jangan sampa"Pekerjaan Rumah yang harus dituntaskan Polri tidaklah ringan. 

Sebab, mengelola kepatuhan dan rasa takut warga masyarakat secara efektif dalam batas yang tidak sampai mengganggu ruang gerak dan kenyamanan warga, bukanlah pekerjaan mudah," pungkasnya.

(ipp/JPC)

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/07/01/224266/soal-terorisme-isess-polri-jangan-terlalu-andalkan-teknologi

0 Response to "Soal Terorisme, ISESS: Polri Jangan Terlalu Andalkan Teknologi"

Posting Komentar