Kualitas Udara Jakarta Jadi Evaluasi Asian Games 2018

JawaPos.com - Koalisi masyarakat yang tergabung dalam Gerak Bersihkan Udara, mendesak pemerintah serius benahi kualitas udara Jakarta meski Asian Games 2018 sudah usai. Keluhan atlet ketika Asian Games berlangsung, antara lain juara dunia lari marathon asal Bahrain Rose Chelimo dan atlet pejalan cepat Indonesia Hendro Yap yang mengkritik polusi dan kelembaban Jakarta menyulitkan atlet, merupakan bukti kualitas udara Jakarta buruk dan mendesak diperbaiki.

"Meski pemerintah terus menyangkal, beberapa atlet telah mengeluhkan faktor cuaca dan polusi di Jakarta. Pernyataan para atlet merupakan kritik keras bagi Indonesia sebagai tuan rumah ajang ini," kata Juru Kampanye Greenpeace Bondan Andriyanu di Jakarta, Senin (3/9).

Berdasarkan data Greenpeace, selama Asian Games, kualitas udara Jakarta berada pada posisi 'tidak sehat'. Konsentrasi PM 2,5 rata-rata di atas 38 µg per m³, bahkan sempat mencapai 100 µg per m³. Padahal, batas aman WHO adalah 10 µg per m³.

PM 2,5 berbahaya bagi manusia apalagi bila terpapar dalam jangka panjang. Jika terhirup dan mengendap di organ pernapasan, partikel polutan ini dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut hingga kanker paru-paru.

"Polusi udara adalah ancaman nyata bagi masyarakat. Karena masyarakatlah yang terpapar dan harus menanggung biaya karena kesehatannya memburuk akibat polusi udara Jakarta,” tegas Bondan.

Hal senada juga dikatakan Juru Kampanye Urban dan Energi Walhi Eknas Dwi Sawung. Menurutnya, ,emperketat standar baku mutu ambien dan penambahan stasiun pemantau udara guna mengukur PM 2,5 harus jadi prioritas pemerintah.

“Apalagi ada indikasi Jakarta, bisa jadi kota penyelenggara olimpiade. Bila ini tidak dibenahi, nama baik Indonesia bisa tercoreng karena buruknya kualitas udara ini,” jelasnya.

Upaya memperbaiki polusi udara bukan hanya bisa dilakukan dengan mengatur sumber polusi bergerak seperti kendaraan bermotor. Dia menambahkan, sumber pembangunan PLTU Batu Bara sebagai sumber polusi tidak bergerak juga harus dihentikan.

Apalagi PLTU Batubara merupakan sumber polusi yang paling cepat perkembangannya. Khusus Jakarta, kota ini akan menjadi ibu kota yang paling banyak dikelilingi PLTU dalam radius 100 km, sebanyak lebih dari 8 PLTU.

Sementara itu, berdasarkan data AirVisual pukul 09.00 WIB, dua kota di Indonesia yakni Jakarta dan Denpasar masuk lima besar kota dengan polusi terparah. Ini pekerjaan rumah besar bagi pemerintah.

"Sekalipun penyelenggaraan Asian Games berlangsung baik, namun kita semakin sadar bahwa kita punya pekerjaan rumah dalam hal kesehatan lingkungan, yang intervensinya harus terencana dan jangka panjang. Kami harap pemerintah menggunakan momentum ini untuk menyelesaikan PR yang tertunda, misal intervensi berdasarkan airshed, inventarisasi sumber emisi dan pembuatan rencana aksi penanggulangan pencemaran udara," jelas perwakilan dari Indonesian Center for Environmental Law Margaretha Quina.

(srs/JPC)

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/09/03/240257/kualitas-udara-jakarta-jadi-evaluasi-asian-games-2018

0 Response to "Kualitas Udara Jakarta Jadi Evaluasi Asian Games 2018"

Posting Komentar