Jangan Salah Kaprah! SKM Bukan untuk Dikonsumsi Rutin

JawaPos.com - Susu Kental Manis (SKM) sedang menjadi polemik hangat. Sebab susu yang identik dengan bungkus kaleng itu disebut memiliki kandungan susu aslinya sangat sedikit, bahkan lebih banyak berkomposisikan gula.

Peneliti dari Dewan Kesehatan Rakyat, Yuli Supriati mengatkaan, SKM sejatinya boleh dikonsumsi. Dengan syarat hanya sebagai makanan pelengkap seperti campuran membuat manisan, olesan roti, atau campuran es buah.

"SKM itu hanya untuk makanan tambahan, pemanis seperti untuk es buah, puding dan lain-lain," ujar Yuli kepada JawaPos.com, Jumat (6/7).

Namun saat ini, pola pikir masyarakat terhadap SKM ini banyak salah kaprah. Tak sedikit anggapan yang menyebut jika SKM itu bisa dijadikan pengganti susu rutin.

Adanya mindset keliru itu lantas membuat Yuli berupaya sekuat tenaga agar persepsi itu hilang. Masyarakat tidak lagi menjadikan SKM sebagai susu konsumsi utama, terutama bagi anak-anak.

"Yang utama kita perjuangkan adalah bahwa kita jangan mengkonsumsi SKM diberikan kepada anak-anak dibawah usia 5 tahun secara terus-menerus, diminum sebagai pengganti susu utama," lanjut Yuli.

Yuli menuturkan, mengkonsumsi SKM tidak akan menimbulkan efek jangka pendek kepada usia dewasa. Efek baru akan timbul setelah puluhan tahun, bisa berupa penyakit diabetes atau obesitas.

Efek jangka pendek hanya dapat terjadi kepada balita usia di bawah 1 tahun. Dengan kondisi usus yang belum terlalu kuat, maka dapat memicu terjadinya diare jika mengkonsumsi SKM secara rutin.

"Efeknya panjang puluhan tahun baru nanti bisa seperti diabetes, obesitas atau segala macam efek. Paling cepat kalau SKM diberikan kepada anak-anak usia di bawah 1 tahun secara terus-menerus bisa diare karena kurang cocok untuk usus bayi," imbuh Yuli.

Meski demikian perempuan yang mendapat anugerah wanita inspiratif majalah Nova tahun 2015 itu menolak jika SKM ditarik dari pasaran. Ia menilai langkah itu tidak bijak.

Sebab masyarakat yang berprofesi seperti penjual makanan masih banyak membutuhkan SKM sebagai makanan pelengkap. Maka jika SKM ditarik dari pasaran dapat menggoyahkan mata pencaharian beberapa kelompok masyarakat.

Yuli hanya meminta kepada pemerintah untuk lebih mengedukasi masyarakat supaya merubah pola fikirnya. Sehingga SKM tidak lagi digunakan sebagai susu konsumsi utama, melainkan hanya sebagai makanan pelengkap.

"Ada tuntutan ditarik dari peredaran tapi bagaimana orang-orang yang memerlukan SKM ini, catering, restoran pedagang es buah itu masih butuh SKM. Pemerintah harus melihat apa yang salah, karena SKM memang tidak salah," jelas dia.

"Dia produk halal dan memang juga masih diproduksi di negara-negara lain, hanya saja itu untuk makanan tambahan bukan sebagai pengganti susu rutin," pungkasnya.

(sat/JPC)

Let's block ads! (Why?)

https://jawapos.com/read/2018/07/08/226159/jangan-salah-kaprah-skm-bukan-untuk-dikonsumsi-rutin

0 Response to "Jangan Salah Kaprah! SKM Bukan untuk Dikonsumsi Rutin"

Posting Komentar