Tren Baru, Tas Decoupage Art Diserbu Kaum Perempuan

JawaPos.com - Bagi perempuan, tas merupakan barang yang tak bisa lepas dari aktivitas sehari-hari. Tas juga menjadi salah satu barang yang banyak digemari kaum perempuan, jadi wajar jika tas menjadi koleksi pribadi mereka. 

Peluang usaha penjualan tas pun terbuka lebar. Namun setiap perjalanan bisnis pasti ada persaingan. Hal itu membuat sejumlah pengusaha harus memutar otak agar produk yang dijualnya tetap laku di pasaran, bahkan mereka berinovasi sedemikian rupa dengan memberikan sesuatu yang berbeda, agar produknya diburu oleh konsumen. 

Salah satu pengusaha rumahan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim) mendekorasi tas dengan kertas bermotif sehingga tas produksinya terlihat makin keren, teknik itu biasa disebut decoupage art. Dia adalah Meirina Suminartyaningsih warga Desa Pacul, Kecamatan Pacul, Bojonegoro.

Tas Decoupage Art
Teknik seni decoupage art sendiri tidak semudah yang terlihat. Dijelaskannya, kesulitan teknik tersebut terletak pada proses menggunting dan penempelan kertas. (Yudi Handoyo/JawaPos.com)

Awalnya, kata dia, keinginan belajar memotif tas setelah melihat produk temennya yang berada di Kota Malang, kemudian dirinya bertekat belajar menekuni tekni mendekorasi tas tersebut. Selain itu, dia juga kerap belajar melalui internet dengan melakukan searching model-model terbaru. 

"Kerajinan decoupage art adalah seni menempel dan menggunting tapi bisa diaplikasikan ke media apa saja, bisa di dompet dan juga bisa di media berbahan daun pandan," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Senin (9/7).

Ibu rumah tangga ini mampu menekuni seni decoupage art sehingga sukses di Bojonegoro. Peminatnya pun semakin banyak, bahkan pelanggannya sampai dari luar pulau. "Untuk pemesan saya bebaskan. Artinya mereka bisa memesan sesuai selera serta juga bisa memilih bentuk bahan yang diinginkan," ujar Mbak Mie, panggilan akrab Meirina.

Teknik seni decoupage art sendiri tidak semudah yang terlihat. Dijelaskannya, kesulitan teknik tersebut terletak pada proses menggunting dan penempelan kertas. Butuh konsentrasi yang tinggi dan juga pembelajaran rutin. Untuk pembuatan cukup menggunakan alat sederhana hanya menggunakan lem, pisau kater serta hair dryer untuk memperkuat penempelan dan pengeringan.

Tak hanya menekuni seni decoupage art saja, tapi Mbak Mei juga memanfaatkan sampah yang tidak digunakan menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi. Seperti kertas bekas surat kabar atau koran dan botol susu bekas. Sampah itu didaur ulang atau recycle menjadi fase bunga. Harganya pun berfariasi mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 60 ribu. 

"Untuk media recycle atau daur ulang bisa di aplikasikan ke media bekas botol susu formula. Jadi untuk mengangkat nilai jual memang kita harus berfariasi. Sehingga dapat laku di pasaran," tutup Mbak Mei.

(yud/JPC)

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/07/09/226417/tren-baru-tas-decoupage-art-diserbu-kaum-perempuan

0 Response to "Tren Baru, Tas Decoupage Art Diserbu Kaum Perempuan"

Posting Komentar