
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam Didi Kusumarjadi mengungkapkan, upaya Singapura tersebut patut dicontoh. Tetapi, hal tersebut masih belum bisa benar-benar menghilangkan DBD. Faktor iklim tropis yang menjadi kawasan hidup nyamuk-nyamuk penyebar virus DBD ini membuatnya tetap ada.
"Di Singapura itu pemilik rumah didenda kalau ada jentik-jentik. Mereka melakukan pemeriksaan secara berkala. Namun, kasus itu tetap ada. Memang kita tinggal di daerah tropis yang sama dengan nyamuk ini. Kalau di dataran tinggi tidak ada lagi," kata Didi ketika dihubungi pada Kamis (12/4).
Sementara itu, di Batam sendiri yang upaya pencegahannya masih jauh jika dibandingkan dengan Singapura memang memiliki riwayat kasus yang tiap tahun cenderung konstan. Meski pun ada peningkatan jumlah kasus, tidak meningkat secara signifikan, demikian juga sebaliknya.
Banyak temuan kasus DBD di Batam dikarenakan kelalaian pemilik rumah menjaga kebersihan lingkungan rumahnya masing-masing. Sehingga, banyak lokasi di rumahnya menjadi tempat berkembang biak nyamuk ini.
Didi menyatakan, sosialisasi untuk pencegahan kasus DBD terus diupayakan. Mereka memberikan penyuluhan agar lingkungan rumah masyarakat tidak menjadi sarang nyamuk. Hal itu dilakukan agar tidak membahayakan kesehatan pemilik rumah dan warga lain yang berada di sekitar kawasan tersebut.
Kalau terlanjur ada temuan kasus DBD, maka petugas langsung melakukan sterilisasi dengan tindakan membasmi jentik-jentik yang berada di kediaman pemilik rumah. Termasuk kawasan lain yang berada di radius 100 meter dari rumah yang memiliki kasus DBD.
"Tim kita langsung turun dan akan memeriksa sekitar kawasan. Kita musnahkan sarang jentik-jentik. Juga kita lakukan foging untuk membunuh nyamuk yang sudah terlanjur besar," kata Didi lagi.
(bbi/JPC)
0 Response to "Cara Singapura Antisipasi DBD Patut di Contoh"
Posting Komentar