Salah satu persiapannya yaitu antisipasi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Agustus dan September menjadi puncak musim kemarau bagi salah satu kota dilangsungkannya Asian Games yaitu Palembang.
Maka dari itu, Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead pun mengaku siap mengawal antisipasi karhutla dengan merestorasi lahan gambut. "Restorasi gambut bertugas membasahi gambut. Jadi, saya harap kemungkinan kebakaran akan kecil karena gambut sudah basah," ujar Nazir di Kiram Park, Banjar, Kalimantan Selatan, Sabtu (28/4).
"Gambut pada dasarnya seperti bahan bakar. Kalau kering mudah terbakar. Kalau kita basahi tidak akan mudah terbakar," tegasnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan, dari pantauan BRG, ada sembilan dari 10 titik yang terpantau memiliki kelembaban tinggi di atas 80 persen. Tetapi masih ada satu titik yang kelembabannya rendah hingga 50 persen.
"Walau belum merah, tapi harus waspada," imbuhnya.
Nazir menjelaskan kelembaban yang ideal itu sekitar 60 persen. Sehingga kalau ditemukan wilayah lahan dan hutan yang kelembabannya sudah di bawah itu, maka BRG akan berkomunikasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.
"Kami komunikasikan ke Pemda untuk melihat daerahnya, apa yang bisa dikerjakan untuk meningkatkan kembali kelembabannya," jelasnya.
"Segala kekurangan akan kami pantau terus. Kalau perlu diperbaiki akan kami perbaiki, salah satunya dengan konstruksi pembasahan," pungkasnya.
Untuk diketahui, Asian Games akan berlangsung pada 18 Agustus hingga 2 September 2018. Kota Jakarta dan Palembang menjadi kota penyelenggara multi event empat tahun sekali itu.
(rgm/JPC)
0 Response to "Penyelenggaraan Asian Games, Satu Titik Panas Harus Diantisipasi"
Posting Komentar