Pengrajin Kreasi Labu, Budi mengatakan, ide awal kerajinan berbahan baku labu ini, muncul dari hasil inisiatif warga Kampung Kebon Cai yang menanam buah labu untuk bahan masakan.
Karena hasilnya melimpah, warga mulai memunculkan ide untuk membuat kerajinan botol air minum.
Semakin berkembang, kemudian mencari ide lain sehingga muncul ide membuat kreasi yang beragam, seperti lampu, akuarium dan sebagainya.
"Kami terus berinovasi memunculkan ide lainnya seperti membuat dudukan lampu, akuarium dan sebagainya. Kami juga nggak menyangka, bisa berkembang seperti ini," ujar Budi di gerai kerajinan kreatif labu, Minggu (1/4).
Bahan baku buah labu sendiri didapat dari lahan pertanian yang dibudidayakan oleh Kampung Kebon Cai. Bahan baku berasal dari Buah Labu itu, menurut Budi, memiliki ketahanan yang awet, tanpa perawatan khusus. Bahkan, sejak zaman dahulu, oleh masyarakat setempat labu digunakan sebagai tempat penyimpan air.
Tanaman yang tumbuh menjalar itu, dikembangkan warga sekitar untuk memenuhi pasokan bahan baku labu. Labu yang ditanam adalah labu khusus berbentuk botol.
Labu-labu yang sudah dikeringkan selama sebulan penuh, oleh para pengrajin dikreasikan menjadi berbagai kerajinan, seperti botol minuman, lampu kamar, akuarium mini hingga beragam aksesoris untuk desain interior rumah dan sebagainya.
"Setiap harinya, labu-labu yang sudah berusia di atas empat bulan, kami panen untuk untuk dikeringkan sebelum diolah sebagai kerajinan botol atau lampu," katanya.
Setelah di panen, barulah labu-labu itu dikeringkan untuk menghilangkan kandungan air, serta agar labu bisa bisa tahan lama. Proses penjemuran sendiri selama sebulan penuh.
Proses pengukiran hanya menggunakan alat sederhana seperti pisau, gunting dan alat lainnya dengan memakan waktu selama dua hari. Usai diukir, barulah labu-labu itu diberi pewarna coklat tua atau coklat muda, agar menampilkan kesan klasik.
Tak ketinggalan. Untuk memperindah tampilan, para pengrajin menambahkan variasi dan aksesoris seperti gantungan, kain, lampu, hingga pernak-pernik lainnya. Untuk membawa pulang kerajinan labu-labu tersebut, pembeli hanya merogoh kocek Rp 100-500 ribu saja.
"Kami baru memasarkan kreasi labu ini di pinggir Kota Cirebon. Banyak juga yang beli, umumnya yang beli itu dari luar Kota Cirebon," terangnya.
(wiw/JPC)
0 Response to "Dari Iseng Manfaatkan Panen Berlimpah hingga Menjadi Kerajinan Lampu"
Posting Komentar