
Lawatan ke Negeri Sakura sekaligus sebagai kunjungan balasan. "Misinya sama, untuk mengenalkan potensi wisata Sumbar dan membuka peluang investasi," terang Kepala Dinas Penanaman Modal (DPM) dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Sumbar Maswar Dedi, Selasa (9/4).
Maswar Dedi menyebutkan, investor Jepang cukup banyak berinvestasi di Indonesia. Sehingga peluang investasi di Sumbar juga terbuka lebar. "Kini, salah satu cara menggaet investor ya dengan cara jemput bola dan tidak melulu menunggu. Kalau tidak kami kenalkan, dari mana mereka tahu potensi kami. Contohnya saat ke Amerika kemarin, mereka hanya kenal Mentawai. Padahal banyak potensi objek wisata lain yang tak kalah dengan Mentawai," paparnya.
Apalagi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat menargetkan nilai investasi Sumbar di angka Rp 8,3 triliun untuk 2018. "Pencapaian itu bisa kami lihat akhir tahun. Memang cara mengejar target itu hanya dengan investasi. Sebab kami tidak bisa mengandalkan APBN, APBD provinsi dan kabupaten/kota yang jumlahnya terbatas," tuturnya.
Tahun lalu, target BKPM sebesar 4,1 triliun berhasil dicapai Pemprov Sumbar. Namun untuk investasi lokal sedikit mengalami penurunan. Sementara di Penanaman Modal Asing atau (PMA) meningkat tajam hampir 400 persen.
Pemahaman terhadap progres investasi perlu dipahami semua masyarakat. Terutama masyarakat yang berada disekitar obyek investasi. Dimana hasil dari investasi itu akan terlihat setelah berproses sekian tahun setelahnya.
"Kami berharap masyarakat memberikan kemudahan dalam proses pembebasan lahan dan izin-izin yang berkaitan dengan mereka. Sebab kesulitan selama ini sering terjadi di pembebasan lahan," ujar Maswar.
Sementara itu, Ketua Satgas Investasi Sumbar Nasrul Abit mengajak masyarakat untuk ramah terhadap investor. Jika ada persoalan di lapangan bisa dibicarakan dengan cara musyawarah mufakat. "Mari bermusyawarah untuk sebuah kemajuan dan kesejahteraan masyarakat," ajak Nasrul.
(rcc/JPC)
0 Response to "Gubernur Sumbar Berburu Investor Jepang"
Posting Komentar