Gadis berhijab yang menggunakan boneka itu berkeliling ke panti-panti dan sekolah yang ada di wilayah Malang. Hal itu dilakukannya untuk memberitahukan kepada aank-anak soal dongeng.
Dimana dogeng menjadi kebiasaan mendongeng sudah menjadi hal yang hampir punah di tengah masyarakat modern saat ini. Dia menyayangkan, saat ini dongeng kurang populer. Padahal, bercerita merupakan salah satu metode terbaik untuk menanamkan nilai-nilai, khususnya pada anak-anak. Berangkat dari fenomena ini, dia berkeliling ke sekolah dan pantai.
"Target saya adalah memberitahu anak agar memahami hal baik dan buruk melalui tokoh yang diceritakan. Ini nantinya akan memberikan dampak pada kehidupan seorang anak," ujar mahasiswi semester delapan tersebut, Rabu (25/4).
Gadis yang akrab disapa Tyas ini mengaku, suka dongeng lantaran sewaktu kecil kerap dibacakan cerita oleh sang ayah. Bersama Lulu boneka yang menjadi partnernya dalam mendongeng, Tyas rajin mengunjungi banyak panti asuhan dan sekolah-sekolah.
Tidak hanya itu, gadis asli Purwokerto Jawa Tengah ini juga, tergabung dalam komunitas pendongeng, yakni Gerakan Dongeng Indonesia (Gendong Indonesia) yang kerap bekerjasaman dengan Save Street Children Malang, FIM Malang Candi Kidal dan Perak (Perindu Ramadhan Keluarga) untuk mengisi berbagai acara.
"Minimal tiga sampai empat kali dalam satu bulan saya mendongeng. Ini juga penting untuk melatih skill seperti memegang boneka, juga agar suara boneka bisa konsisten," tambahnya.
Tyas berharap melalui mendongeng, kelak dirinya bisa mengajarkan pelajaran Bahasa Indonesia dengan cara yang menyenangkan dan tidak membosankan.
Harapannya, menjadi guru yang kreatif, karena selama masa sekolah, dia merasa pelajaran Bahasa Indonesia itu cenderung membosankan. Pasalnya, gurunya kurang menarik.
"Umumnya anak-anak suka mendengarkan cerita, maka saya rasa metode dongeng ini sangat pas diterapkan," pungkasnya.
(tik/JPC)
0 Response to "Gunakan Boneka, Mahasiswa UMM Keliling Panti Kenalkan Dongeng"
Posting Komentar