Jadi Korban Gusuran Proyek Normalisasi BKT, Pedagang Ngadu ke Sudirman

Calon Gubernur Jateng Sudirman Said meninjau pedagang kaki lima di kawasan Barito, Selasa (3/4). (Tunggul Kumoro/JawaPos.com)

JawaPos.com - Paguyuban Pedagang Karya Mandiri Barito mengadu ke Calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said, lantaran jadi korban gusuran proyek normalisasi Banjir Kanal Timur (BKT). Mereka yang mengadu adalah pengusaha mikro kecil dan menengah yang mengaku menaungi ribuan karyawan.

Ketua Paguyuban Pedagang Karya Mandiri, Karangtempel Semarang Timur Yulianto menjelaskan, bahwa pedagang yang terkumpul dalam peguyuban tersebut, berjejer dari Jalan Kartini hingga jalan Majapahit, Semarang Timur.

Dikatakannya, para pedagang itu telah menempati daerah tersebut sejak pindah dari Tawang tahun 1985 silam. Menurutnya, ada 583 pelaku usaha yang menaungi 9.684 karyawan di sepanjang blok A hingga H sana. "(Mereka berasal) dari Semarang, Demak dan Kendal," kata Yulianto, Selasa (3/4).

Terkait proyek normalisasi BKT sendiri, Yulianto menjelaskan sebenarnya pihaknya tidak menolak, namun pihaknya minta adanya proses diskusi yang intensif.

"Pak Dirman (Sudirman), karena kami ini jadi korban. DED dan AMDAL kami tidak tahu. Kalau pun dipindah, jika tidak sesuai dengan yang selama ini kami jalankan ini akan mematikan usaha mikro kecil dan menengah. Juga dari pelanggan. Mohon dorongan moril dan politis. Kami ingin ini ditata dan dirapikan," keluhnya kepada Sudirman.

Selain itu, Yulianto juga mengatakan pihaknya memiliki usulan DED BKT. Menurutnya, BKT merupakan fasilitas umum dan pengusaha sangat mendukung untuk dijadikan destinasi wisata air.

"Tapi PKL Barito juga menjadi destinasi perdagangan yang sangat besar, maka harus ditata dan dimodernisasi," katanya lagi.

Usai mendengar curhatan tadi, Sudirman yang kemudian diajak meninjau langsung lokasi proyek, menuturkan bahwa peristiwa yang ada di BKT ini menjadi sejarah. Selain itu juga menjadi bukti ketangguhan masyarakat Jawa Tengah.

"Karena bertahan hidup dengan usaha sendiri tanpa bergantung dan tidak meminta uang pada pemerintah. Ini adalah pelaku-pelaku ekonomi garda terdepan," katanya di sela peninjauan.

Menurut pasangan Ida Fauziyah itu, persoalan ini sesungguhnya bukanlah hal yang rumit. Lantaran, kebijakan dan keputusan yang baik itu memang mendengarkan konstituen dan suara rakyat. 

"Pedagang ini tidak menghalangi proyek BKT, bahkan mendorong dan membantu realisasi. Saya melihat tadi, lahannya masih sangat luas. Ini cantik sekali DED yang disiapkan paguyuban. Paguyuban malah sudah mencari solusi," imbuhnya lagi.

Mantan Dirut Pindad itu juga menyebutkan, proyek BKT tersebut merupakan wewenang BBWS yang di bawah naungan pemerintah provinsi. Sementara pengosongan lahan pengusaha adalah wewenang wali kota Semarang.

"Jika saya jadi gubernur, saya akan ajak ngobrol wali kota (Hendrar Prihadi). Dialog dengan baik, yang penting rakyat yang sudah mandiri ini harus ditopang," cetusnya.

Tugas pemerintah, lanjutnya, adalah memperhatikan mereka yang di bawah agar naik. Menurutnya jika pemerintah punya kewajiban melahirkan wirausahawan baru, yang sudah jalan harus dibantu, bukan justru direcoki.

"Yang penting dalam mencari solusi harus mementingkan masyarakat banyak. Itu tidak sulit, persoalannya mau mendengarkan rakyat tidak," tandasnya.

(gul/JPC)

Alur Cerita Berita

Rekomendasi Untuk Anda

Sponsored Content

loading...

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/04/03/201299/jadi-korban-gusuran-proyek-normalisasi-bkt-pedagang-ngadu-ke-sudirman

Related Posts :

0 Response to "Jadi Korban Gusuran Proyek Normalisasi BKT, Pedagang Ngadu ke Sudirman"

Posting Komentar