
Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan, berdasarkan laporan hari pertama, satu sekolah swasta di Depok dan satu sekolah di Jakarta memulai sesi pertama pukul 11.00 WIB. Padahal, ujian seharusnya dimulai pukul 7.30 WIB.
"Akibatnya, sesi kedua dan ketiga mundur juga waktunya dan berakhir sore hari," kata Retno dalam keterangan yang diterima JawaPos.com, Rabu (25/4).
Menurut Retno, keterlambatan ujian hingga tiga setengah jam itu membuat anak-anak kelelahan menunggu dan berdampak psikologis. Tak hanya itu, dia juga menyayangkan pernyataan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bahwa server bermasalah karena kelebihan beban (overload).
Retno lebih lanjut menjelaskan, Kemendikbud sudah menyebutkan bahwa peserta UNBK SMP melonjak 100 persen, hingga 4,3 juta peserta. "Kalau sudah tahu peserta UNBK melonjak drastis, mengapa Kemendikbud tidak mengantisipasi dari awal?" katanya.
Menurut Retno, jika Kemendikbud bisa melakukan upaya preventif mengingat adanya lonjakan peserta ujian ini, maka kejadian gangguan server mestinya tidak terjadi.
Retno menambahkan, KPAI mendukung upaya-upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk kualitas ujian nasional. Namun, upaya-upaya tersebut harus memiliki perspektif anak.
"Potensi dampak psikologis anak harus menjadi pertimbangan dalam membuat kebijakan," pungkasnya.
(put/JPC)
0 Response to "KPAI Sebut Kemendikbud Kurang Antisipasi Lonjakan Peserta UNBK SMP"
Posting Komentar