
Dalam seleksi itu, para Bacaleg memaparkan gagasan mereka dihadapan Panitia Seleksi (Pansel). Masing-masing Bacaleg, pun memaparkan gagasan-gagasan baru yang mereka usung.
Faisal Andi Mahrawa, salah satu Pansel dari kalangan akademisi mengatakan, mereka cukup terkejut dengan pemaparan para Bacaleg. Meski diantaranya masih berusia muda, namun para bacaleg punya ide yang kreatif.
"Ada bacaleg yang punya gagasan membuat aplikasi mobile terkait dengan bagaimana menangkap aspirasi dari masyarakat," kata Faisal, Minggu (15/4).
Lebih jauh, Faisal mengatakan, para bacaleg yang ikut seleksi melebihi harapan mereka. Mereka memaparkan dengan detil permasalahan politik dan melawan intoleransi.
"Sebelumnya kami berharap, mereka punya potensi di dunia politik dan dunia kerja mereka sehari-hari. Ternyata, justru hari ini lebih dari itu. Mereka punya pandangan yang sangat detil, punya sikap terkait dengan anti korupsi dan anti intoleransi. Mereka punya solusi cerdas dan kreatif," terangnya.
Sementara itu, salah satu Bacaleg Sidhi Nugroho Widhianto, 45 mengatakan, keinginannya maju sebagai Caleg PSI karena melihat partai baru itu berkomitmen memberantas korupsi dan intoleransi. Ditambah lagi, tidak ada istilah mahar politik dalam PSI.
"Prosesnya juga transparan. Kita bisa melihat langsung di website PSI. Proses seleksi juga disiarkan secara langsung di facebook PSI," ujarnya.
Lelaki yang berprofesi sebagai karyawan swasta itu mengaku, ikut penjaringan bacaleg karena punya pengalaman buruk terkait korupsi. Istrinya pernah mengkritisi soal kasus pungutan liar akreditasi puskesmas.
"Sebetulnya ada dana dari pusat, tapi di bawah ada kutipan biaya untuk akreditasi puskesmas. Jadi saya ingin bersihkan korupsi di pemerintahan dan instansi lainnya sampai ke akar-akarnya," katanya.
Angka korupsi yang tinggi di Sumut, menurutnya terjadi karena hukuman yang terlalu ringan. Saat diwawancarai oleh Pansel, dirinya mengaku gugup. Karena para Pansel punya pemahaman yang sangat luas.
Sementara itu, Ketua DPW PSI Sumut Fuad Perdana Ginting menjelaskan, pihaknya tidak membedakan seleksi terhadap kader PSI yang juga ikut seleksi. Dari seluruh bacaleg, usia termuda yang ikut seleksi adalah 22 tahun.
"Tidak mengurangi standar penilaian. Yang enggak layak lolos tidak akan lolos," katanya.
Yang paling penting, para Bacaleg bisa mengetahui tugas pokok legislatif dan punya ide kreatif. Para caleg nantinya yang terpilih juga harus mampu mengajak masyarakat mewujudkan idenya.
"Jadi kita tidak main-main untuk mencari caleg. Karena mereka adalah calon wakil rakyat," pungkasnya.
Setelah wawancara, para bacaleg akan mengikuti rangkaian seleksi sosialisasi. Para bacaleg ditugaskan membuat acara di dapil masing-masing dan akan disupervisi oleh PSI.
(pra/JPC)
0 Response to "Seleksi Bacaleg PSI, Pansel Terkejut Banyak Ide Kreatif dari Bacaleg"
Posting Komentar