Usung Musik Sludge Metal, Godplant Rilis 'Turbulensi'

Godplant memberi pembuktian lewat debut album bertajuk 'Turbulensi'. Grup yang diisi Litong (vokal), Bahrul (bass), Oyoy (gitar), dan Gicing (drum), membuktikan bahwa saat nuansa musik doom metal diramu dengan hardcore punk yang digarap serius bisa menghasilkan dampak yang maksimal.

Vokalis Godplant, Litong mengatakan bahwa pemilihan judul album 'Turbulensi' berasal dari pandangan mereka soal konflik sosial politik. Godplant menafsirkan hal yang bersangkutan menjadi garis besar apa yang dibicarakan dalam album ini.

Album Godplant - Turbulensi. (Istimewa)

"Ini adalah bentuk interpretasi kami terhadap konflik sosial politik yang ada di negeri ini. Perbedaan antara kaum minoritas dan mayoritas, bentrok antara kubu demokratis dan agamais, yang ujung-ujungnya merupakan alat tunggangan politik demi kepentingan komunal tertentu. Nah konflik-konflik itulah yang menurut kami bisa menyebabkan guncangan atau turbulensi, yang bila berlanjut akan sangat memungkinkan menghancurkan negeri kita tercinta ini. Itu Turbulensi versi kami," kata Litong saat dihubungi JawaPos.com, Minggu (1/4).

Album 'Turbulensi' dari Godplant berisi 12 lagu yang digarap selama sekitar tiga tahun. Dari departemen musik, band yang terbentuk sejak 2013 itu memilih memadukan musik doom metal dengan dengan nuansa hardcore punk. Album ini akan didominasi sound berat yang kasar, dimaksimalkan dengan vokal yang cenderung berteriak. Dalam beberapa bagian, terjadi perubahan tempo yang cukup drastis dan kontraa.

"Pada awal 2015 kami memutuskan untuk lebih serius dalam bermusik dan mendalami materi. Musik kami dalam Turbulensi adalah sludge metal, penggabungan antara musik hardcore punk yang cepat dan dinamis, digabungkan dengan nada-nada berat dan marah milik doom metal. Jadi kalau suka musik bernada berat dan marah, dengan alur kombinasi yang aneh namun dinamis, dengarkanlah Turbulensi," ujar Litong.

Penulisan lirik juga jadi bagian penting yang diperhatikan Godplant dalam album 'Turbulensi'. Tema lirik yang diangkat banyak soal kritik sosial dan realita masyarakat yang kemudian dibalurkan dengan idiom-idiom psikadelik.

"Lirik kami berbicara tentang sosial politik, kejengahan dan ketidaksetujuan kami akan suatu paham, dan juga konflik antara kaum mayoritas dan minoritas. Karena ada saat-saat di mana kami jengah dan marah akan suatu keadaan, namun sebagai suatu minoritas terkadang tidak punya kekuatan untuk melawannya, dan juga kami suka bermusik, jadi kami salurkan saja dalam album kami ini," jelas vokalis kelahiran Surabaya tersebut.

Dalam memproduksi album 'Turbulensi', Godplant dibantu berbagai pihak. Misal pada penggarapan artwork album yang dipercayakan kepada Shane Tortilla. Dia adalah ilustrator komik dan seniman mural jalanan yang terkenal berkat karya Ponytale. Sementara untuk perilisan album ini Godplant berkerjasama dengan label independen asal ibu kota, Lawless Jakarta Records.

"Pada suatu kesempatan, Arian 13 (Lawless Jakarta Records) mendengarkan lagu dari demo kami yang berjudul 'Infeksi Layar Semu' dan 'Anxiety', dia tertarik, kemudian menawarkan untuk merilis album kami. Setelah melalui beberapa diskusi antar personel, akhirnya kami setuju bekerjasama dengan Lawless Jakarta Records. Kami setuju karena Arian 13 bisa dibilang senior dalam dunia musik keras dengan wawasannya yang luas untuk genre musik seperti kami. Kami banyak belajar dan menambah wawasan dari beliau," tutur Litong.

Album 'Turbulensi' dari Godplant berisi 12 lagu yang di antaranya yakni, Radikal, Pseudo-Reality, Daun Lima Jari, Tula, Boar, Euphoria//Drunkensludge, dan lainnya. Kini format CD dari album tersebut sudah bisa didapatkan di berbagai toko musik, hingga Lawless Jakarta.

(ded/JPC)

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/04/01/200545/usung-musik-sludge-metal-godplant-rilis-turbulensi

0 Response to "Usung Musik Sludge Metal, Godplant Rilis 'Turbulensi'"

Posting Komentar