
Pada IFW 2018 kemarin, Shafira bersinergi dengan Pemerintahan Kota Bandung yang menampilkan 60 koleksi busana muslim high-end. Asal muasal kata Braga berasal dari Bahasa Sunda 'Ngabaraga' yang artinya tempat untuk bergaya, nampang, atau nongkrong. Di masa silam, Kawasan Braga menjadi pusat perbelanjaan paling bergengsi se-Nusantara pada tahun 1920.
Pada tahun tersebut terdapat rumah-rumah mode eksklusif dengan mengusung model fashion terbaru di Paris. Dan inilah asal mula Bandung dinobatkan sebagai Paris Van Java.
Didukung oleh Pemerintahan Kota Bandung, sinergi SHAFIRA diharapkan dapat mendukung aspirasi pengembangan ekonomi kreatif yang digerakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Termasuk ikut menyukseskan program budayakan 4F, yaitu bidang Fashion, Food, Folk, dan Film.
"Visi kami adalah menjadi kiblat fashion untuk mengenalkan citra positif Indonesia di mata pecinta fashion di seluruh penjuru negeri, dan kami puas dengan penampilan di ajang IFW," kata Founder Shafira Feny Mustafa dalam keterangan tertulis, Selasa (3/4).
Dalam koleksinya terlihat penggunaan tenun sutera Jawa Barat dan aplikasi beads bunga dimana Bandung terkenal sebagai Kota Kembang. Feny menjelaskan show kali ini sangat merepresentasikan budaya Bandung dari aransemen musik sunda, ekspresi model yang someah. Setting fashion show pun dibuat bagaikan lorong waktu Braga nuansa 1920’s-1930’s hingga pesona braga yang modern di masa sekarang.
Kepala Desainer Shafira, Sethyawan menjelaskan, koleksi Ngabaraga memiliki style urban androginy dengan warna natural yang cerah seperti biru langit, white creme, pink senja, dan hijau tosca. Pagelaran sendiri dibagi 4 sequence dengan membawa kisah alegori tersendiri, yaitu Braga Silam, Braga Kini, Gumeulis Braga dan Bagja Braga.
(ika/JPC)
0 Response to "Bawa 'Ngabaraga', Label Shafira Sukses di Indonesia Fashion Week 2018"
Posting Komentar