
Pesepakbola kelahiran Sulawesi Tenggara itu tercatat sebagai siswa kelas XII IPS 6 SMAN 7 Kota Malang. Saddil mengaku sudah belajar semaksimal mungkin sebelum UNBK. Sekalipun waktu belajarnya sangat minim.
"Kata guru-guru suruh baca. Untuk pelajaran hari ini suruh baca saja. Belum tahu mapelnya (mata pelajaran) gimana," ujarnya ketika ditemui JawaPos.com sebelum menjalani ujian di SMAN 7 Kota Malang, Senin (9/4).
UNBK: Gelandang Persela Lamongan Saddil Ramdani saat mengikuti ujian UNBK di SMAN 7 Kota Malang, Senin (9/4). (Fisca Tanjung/JawaPos.com)
Dua hari sebelumnya, Saddil juga baru saja menjalani Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). "Dua hari lalu USBN. Ikut tambahan. Baru dua mapel. Lainnya menyusul 23 April nanti," kata pria berusia 19 tahun itu.
Dari 13 mapel yang diujikan pada USBN, Saddil baru menyelesaikan 4 mapel. Artinya masih ada 9 mapel lagi yang harus dijalaninya. Hal itu tidak lain karena kesibukan Saddil sebagai pemain bola. Bahkan, dia mengaku susah untuk membagi waktu antara sepakbola dan pendidikan.
"Sulitnya (ketika) ada laga penting bagi saya dan Persela, tapi juga ada ujian sekolah. Itu yang bikin saya bimbang dan pusing," tutur pemain yang sudah bergabung dengan Persela Lamongan sejak 2016 itu.
Saddil pun sempat bingung memilih antara sepakbola atau sekolah. Sebab keduanya sama-sama penting. Namun, dia tetap memegang teguh pada prinsip bahwa pendidikan lebih penting. "Bagaimanapun pendidikan lebih penting," tegasnya.
Kegigihan Saddil untuk menyelesaikan pendidikan juga mendapat dukungan penuh dari manajemen maupun pelatih Persela. "Manajemen dan pelatih support untuk selesaikan ujian. Kata pelatih itu penting. Mereka mengerti keadaan saya," terangnya.
Selain dari klub, keluarga Saddil pun mendukung penuh agar menyelesaikan pendidikannya. "Kata ibu saya, bagaimanapun harus selesaikan sekolah ketimbang olahraga," ungkapnya.
Tidak lupa, Saddil mengucapkan terima kash kepada pihak sekolah yang selama ini banyak membantunya dalam hal pendidikan. "Terima kasih pada bapak-ibu guru sudah membantu selama tidak hadir ke sekolah. Saya senang bisa mendapat nilai, meski nilai pres," cetus Saddil.
Ketika ditanya rencana setelah lulus SMA, Saddil masih belum bisa menjawab secara pasti. "Ketika lulus, pikir bagaimana masa depan lebih terarah. Entah itu kuliah atau sepakbola," jawabnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 7 Kota Malang Herlina Wahyuni sangat mengapresiasi semangat Saddil dalam menyelesaikan pendidikan. Saddil juga merupakan pribadi yang disiplin dan sopan selama di sekolah. "Saddil anaknya baik dan santun," tuturnya.
Di tengah kesibukannya bermain bola, Saddil selalu menyempatkan diri untuk menyelesaikan tugas sekolah. Dia kerap mengerjakan tugas sekolah di rumah lalu mengirimnya lewat email.
Nilai akademis Saddil pun masih bisa mengimbangi teman-temannya yang lain di sekolah. "Nilai akademis selama ini menengah ke atas. Bisa menyeimbangi," ujar Herlina.
Tak hanya itu, Saddil juga pernah langsung mengikuti ujian setelah pertandingan. "Jadi masih pakai baju pemain, dia ikut ujian," tandas Herlina.
(fis/JPC)
0 Response to "Kirim Tugas Via Email, Pernah Ikut Ujian Pakai Kostum Bola"
Posting Komentar