Kamis (5/4) puluhan warga yang menolak pembangunan bandara melakukan aksi unjuk rasa di kantor PLN Wilayah Jogjakarta, Gedong Kuning, Kota Jogjakarta.
Mereka menuntut agar aliran listrik yang telah dicabut dapat dipasang kembali. Meski tidak sampai rusuh, aksi tersebut sempat memanas dan terjadi aksi saling dorong diantara warga dengan petugas keamanan setempat.
Koordinator Aksi, Sofyan menegaskan kedatangan warga yakni guna menuntut PLN agar memasang kembali listrik yang telah dicabut sejak November 2017 silam. Pasalnya dari hasil investigasi Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan DIY-Jateng, telah terjadi malaadministrasi dalam pencabutan listrik oleh PLN.
"Aliran listrik sudah diputus secara sepihak tanpa pemberitahuan, kami mendesak agar PLN mematuhi rekomendasi dari Ombudsman," tuturnya, Kamis (5/4).
Awalnya, aksi berjalan cukup tertib karena warga menggelar doa bersama dan orasi di depan pintu masuk kompleks kantor. Namun aksi berubah setelah warga meringsek masuk dan nekat menemui pejabat di lingkugan PLN.
Aksi saling dorong pun tak terhindarkan antara warga dengan petugas kepolisian. Mereka yang menolak pembangunan bandara itu pun berhasil merangsek masuk, dan tanpa diduga salah satu pintu yang terbuat dari kaca pecah. Menyebabkan setidaknya 3 warga bernama Sutarmi, Ponijah, dan Tuginah mengalami luka ringan.
Asisten Panajer Perencanaan PLN Area Yogyakarta Akbar Huri Yanda selaku pihak PLN yang menemui warga mengatakan, dalam pemutusan arus listrik itu memang dilakukan secara sepihak.
Mengenai tuntutan warga, pihaknya akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan PT Angkasa Pura (AP) I.
"Pimpinan sedang di luar kota, dan tidak bisa menemui. Saya mengapresiasi penyampaian tuntutannya. Setelah (berkoordinasi) itu nanti akan ada keputusan. Kami butuh waktu," ucapnya
(dho/JPC)
0 Response to "Konflik Warga soal Proyek Bandara Kulon Progo Memanas"
Posting Komentar