
“PUB pertama Rp 1,2 triliun totalnya Rp 2 triliun. Pelaksanaannya itu di pertengahan tahun ini,” ujar Sekretaris Perusahaan TELE, Semuel Kurniawan, di Jakarta, Kamis (5/4).
Menurutnya, dana hasil penerbitan obligasi tahap pertama tersebut akan dialokasikan untuk melakukan pelunasan terhadap utang yang jatuh tempo. “Ini untuk refinance obligasi yang jatuh tempo Juli,” imbuhnya.
Samuel menuturkan, rasio utang perseroan masih sesuai dengan guidance perbankan yang ada. Perseroan pun saat ini sedang menunggu hasil rating obligasi tersebut. Tahun lalu, rating obligasi perseroan berada di posisi single A.
Selain untuk melakukan pembayaran utang, perseroan juga akan menggelontorkan dana hasil obligasi untuk memenuhi kebutuhan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini sebesar Rp 50 miliar. Dana tersebut dianggarkan perseroan guna melakukan pengembangan di anak usahanya dibidang financial technology (Fintech) melalui Tele Utama Nusantara (TeleShop).
Pasalnya, TeleShop akan menyediakan modal pinjaman peer to peer landing, untuk meningkatkan modal bagi pelaku UMKM. Di antaranya yaitu warung-warung kecil, pedagang voucher, minimarket yang stand alone, pedagang kaki lima dan koperasi.
“Dengan digital kita bisa terima pembayaran PLN, BPJS, asuransi dan lain-lain. Jadi kita semacam kasir dengan aplikasi yang mudah. Aplikasi sudah meluncur sejak tahun ini. Melalui aplikasi teleshop itu sidah bisa jadi perpanjangan tangan perbankan ke reseller. Kedepan nanti human atm akan terjadi,” tandasnya.
Sebagai Informasi, Teleshop sudah memiliki 25.000 agen yang tersebar di seluruh Indonesia. Sementara, Tiphone Mobile Indonesia memiliki 250.000 reseller aktif yang tersebar di seluruh Indonesia. Perseroan juga memiliki 200 cabang, 400 outlet dan 96 layanan service center.
(mys/JPC)
0 Response to "Tahun Ini, Tiphone Berencana Terbitkan Obligasi Rp 2 Triliun"
Posting Komentar