Kegiatan yang dihadiri 50 orang perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi ini dihelat di Hotel Atria, Kota Malang, Rabu (25/4). Tema acaranya sendiri yakni 'Pelatihan Praktik Pertanian dan Penggunaan Pestisida yang Baik, Aman & Ramah Lingkungan.'
Executive Director CropLife Indonesia Agung Kurniawan mengatakan, selama ini penggunaan pestisida yang tidak rasional merupakan salah satu kelemahan dalam produksi bawang merah di Indonesia. "Selain mengakibatkan biaya produksi yang tinggi, keuntungan minim dan efek buruk bagi ekosistem, penggunaan pestisida yang tidak tepat guna akan mengakibatkan gangguan kesehatan petani," ujar Agung dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (28/4).
Program edukasi Santun sendiri telah banyak bekerja sama dengan Dinas Pertanian di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. Selama kurun waktu 2017, Santun diklaim telah menyentuh sekitar 279 petugas penyuluh pertanian dan 2000 petani (langsung), serta 51.000 petani (tidak langsung).
Kegiatan ini juga melibatkan Karsa, sebuah platform aplikasi pertanian berbasis Android untuk ikut memublikasikan dan menyebarkan informasi ke seluruh Indonesia. Sebelumnya, Santun juga telah diselenggarakan di beberapa kota, di antaranya, Probolinggo, Nganjuk, Kediri, Bojonegoro, Bima, dan Lombok Timur. Beberapa acaranya yakni edukasi kepada Petugas Penyuluh Lapang (PPL) dan Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) dalam sesi Training of Trainers (TOT), juga temu petani yang dikemas dalam bentuk expo.
“Kampanye pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHPT) merupakan salah satu mekanisme dan pengendlian yang paling efektif. Yang mana suatu cara pendekatan atau cara berpikir tentang pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang terlanjutkan," jelas Agung.
Agung menambahkan, PHPT juga merupakanh sistem pengendalian OPT yang merupakan bagian dari sistem pertanian berkelanjutan. Hal ini mendasari kegiatan yang dilaksanakan oleh CropLife Indonesia bersama dengan PRISMA dalam membantu meningkatkan pengetahuan petani bawang di Indonesia.
"Kami sebagai asosiasi dari delapan perusahaan multinasional yang bergerak di bidang pestisida dan benih di Indonesia bertanggung jawab untuk memberikan edukasi termasuk tentang penggunaan pestisida yang tepat guna, sehingga dapat membantu petani dalam meningkatkan produktivitas tanaman (stewardship). Kampanye ini sekaligus juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para petani dan toko tani akan bahayanya produk pestisida palsu,” tutur Agung.
Dia menjelaskan, pentingnya pemahaman mengenai praktik pertanian yang baik (Good Agriculture Practice) dan praktik penggunaan pestisida yang baik dan aman (Good Pesticide Practice) menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas tanaman.
“Edukasi tentang pengendalian hama dan penyakit terpadu perlu menjadi prioritas bagi semua pengusaha bisnis pestisida. Sebab bisnis pertanian tidak hanya pada keuntungan semata namun tetap memperhatikan kelestarian ekosistem, faktor kesehatan, dan kesinambungan bisnis dengan para petani,” terangnya.
Edukasi mengenai manajemen penanggulangan hama dan penyakit tanaman, penggunaan produk pestisida, pemahaman lebel dan anti pemalsuan produk, juga menjadi topik hangat yang dibawakan dalam kegiatan pelatihan tersebut. Selain itu, penjelasan mengenai pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bukan hanya pada saat menyemprot, tetapi juga pada saat melakukan aktivitas lain yang kontak dengan pestisida.
"Materi lain yang juga dibahas adalah mengenai 5 aturan penggunaan produk perlindungan tanaman (5 Golden Rules) meliputi pemahaman label, kerjakan dengan hati-hati, merawat sprayer, menjaga kesehatan dan kebersihan diri dan kenakan alat pelindung sesuai anjuran," jelasnya.
Nurhadi, petugas POPT Malang yang merupakan peserta kegiatan ini mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat karena materi yang disampaikan menambah pengetahuan khususnya untuk menanggulangi masalah serangan hama.
"Pengetahuan petani mengenai gangguan hama dan penyakit tidak sebanding dengan permasalahan yang ada di lapang. Dengan adanya kegiatan seperti ini, menjadi media informasi tambahan bagi kami untuk diteruskan kepada petani,” ungkapnya.
Rangkaian kegiatan Santun selanjutnya akan berlangsung di wilayah Kabupaten Malang dan Banyuwangi yang menyasar langsung kepada petani berupa edukasi lapangan yang dikemas dalam bentuk expo. Harapannya, jumlah petani yang mendapat edukasi semakin banyak sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanamannya.
(fab/JPC)
0 Response to "Program Santun Ajak Petani Tingkatkan Produktivitas Tanaman"
Posting Komentar