Saat Jadi Santri Menpora Main Sepak Bola dari Sarung

Imam mengatakan, karakter santri adalah calon pemimpin bangsa. Santri punya pribadi dan keteguhan yang kuat untuk membela bangsa dan agama, serta Kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI).

Imam menyampaikan, menjadi calon pemimpin bangsa di masa depan tidak mudah. Banyak rintangan yang menghadang. Namun demikian, santri harus terus optimis masa depan bisa diraih.

"Santri harus optimis menatap masa depan. Kuncinya, meneladani kiai dan guru. Perintah dari kiai itu berkah. Saya jadi menteri karena disuruh kiai," katanya di hadapan para kiai dan ribuan santri-santriwari Buntet Pesantren di acara Halaqah Kebudayaan, Kamis (5/4).

Imam pun bercerita pengalamannya menjadi santri di pondok pesantren. Saat-saat di pondok pesantren, ia dengan rekan-rekannya gemar bermain sepakbola. Sampai-sampai, karena tidak punya bola, sarung-sarung dibuat jadi bola. Mainnya pun di halaman masjid.

"Santri itu kreatif, nggak punya bola yah membuat sarung dari bola. Mainnya juga di halaman masjid," tutur alumni santri Ponpes Al-Kholiliyah An-Nuroniyah, Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu.

Imam mengatakan, karakter santri salah satunya bisa menerima nasihat dan kebenaran dari siapa pun. Sehingga, dalam berperilaku, santri bisa menerima siapa pun, termasuk kelompok yang berbeda.

Ia menjelaskan, fondasi besar bangsa Indonesia dirangkai oleh kebudayaan dan adat-istiadat yang berbeda-beda. Dalam sejarahnya, santri memiliki peran besar merebut kemerdekaan. Salah satu tokohnya adalah, Kiai Abbas dari Buntet Pesantren yang berjuang melawan penjajah.

"Allahu Akbar yang digelorakan Kiai Abbas itu membakar semangat para santri melawan penjajah. Takbir yang digelorakan Kiai Abas adalah takbir untuk mengusir penjajah dan demi kemerdekaan bangsa ini," katanya.

(wiw/JPC)

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/04/06/202205/saat-jadi-santri-menpora-main-sepak-bola-dari-sarung

0 Response to "Saat Jadi Santri Menpora Main Sepak Bola dari Sarung"

Posting Komentar