Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, masih membuka kesempatan bagi pihak manapun termasuk Prabowo untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Jokowi. Pihaknya juga tidan memungkiri kemungkinan PDIP menarik Prabowo dalam koalisinya.
"Kami kan punya semangat gotong-royong. Kami punya semangat seluruh pemimpin bangsa ini terus bersatu. Tentu, partai akan merespons apa kehendak rakyat yang akan menjadi cawapres terbaik Pak Jokowi," ungkap Hasto di kantor DPP PDIP Menteng, Jakarta, Selasa (24/4).
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat memberikan pidato di acara gowes PKS, akhir pekan lalu. (Gunawan Wibisono/JawaPos.com)
Kendati demikian, Hasto menegaskan, keputusan sosok cawapres Jokowi akan dilaksanakan pasca pelaksanaan Pilkada Serentak 2018. Sebab, saat ini PDIP tengah berkonsentrasi dalam pemenangan Pilkada.
"Tapi, kami sudah sepakat semua nama itu akan digodok setelah Pilkada Serentak nanti," tegasnya.
Lebih lanjut dia menerangkan, dalam menentukan pendamping Jokowi, PDIP akan berpatokan pada arahan Ketua Umum Partai yaitu Megawati Soekarnoputri, bersama pimpinan partai koalisi pendukung, dan keinginan Jokowi sendiri.
"Bagi PDIP, mekanismenya begitu sederhana. Karena kami telah memberikan mandat kepada Bu Mega. Beliaulah yang akan memberikan arah siapa yang akan menjadi cawapres Pak Jokowi. Tentu juga dengan ketua umum partai politik lainnya, juga Pak Jokowi sebagai tokoh sentral," pungkas Hasto.
(sat/JPC)
0 Response to "Soal Duet Maut Jokowi-Prabowo, Begini Bocoran dari Sekjen PDIP"
Posting Komentar