
Ketua MKKS SMK Kabupaten Malang Didik Indratno menjelaskan, semua sekolah melaksanakan UNBK dengan mandiri. Artinya, tidak ada sekolah yang dalam pelaksanaannya menggabung ke sekolah lain. "Jika secara administrasi, menggabung ada. Tapi pelaksanaannya semua dilakukan mandiri," kata Didik kepada JawaPos.com di Kepanjen.
Dalam pelaksanaan UNBK, ada sekolah yang menyediakan semua piranti alias komputer. Namun ada juga sekolah yang meminjam laptop dari orang tua wali murid.
Laptop yang dipinjam dikarantina dan disterilkan teknisi sekolah sebelum digunakan untuk ujian nasional. "Kalau di sekolah kami, SMKN 1 Malang, meminjam 23 unit laptop dari orang tua siswa," imbuhnya.
Pelaksanaan UNBK hari pertama sendiri berlangsung lancar. Tidak ada kendala berarti yang mengganggu jalannya ujian. Baik soal sinkronisasi atau jaringan internet dan listrik.
Proses sinkronisasi sudah dilaksanakan dan diselesaikan sejak Minggu (1/4). Bahkan penyelesaiannya dilakukan hingga pukul 23.00 WIB. Sinkronisasi ini untuk menyambungkan server di Kemendikbud dengan server di sekolah-sekolah.
Meski secara garis besar pelaksanaan UNBK lancar tanpa ada hambatan berarti, tetap saja ada sedikit masalah. Salah satu sekolah di Kecamatan Pagak sempat mengalami kesulitan sinkronisasi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi. Misalnya, kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kualitas jaringan internet di Pagak.
"Ada sekolah di Ampelgading yang lokasinya lebih jauh, namun sinkronisasi lancar. Kemudian kami panggilkan help desk dan masalah terselesaikan," tegas Didik.
Sementara itu, salah satu peserta ujian, Adianto mengaku mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal Bahasa Indonesia. Kesulitannya karena kurang memahami isi soal. Namun untuk kendala teknis, tidak dia alami. "Agak susah soalnya tapi sinkron lancar," kata siswa kelas XII Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) itu.
(tik/JPC)
0 Response to "120 SMK di Kabupaten Malang Gelar UNBK"
Posting Komentar