
Berat badan Vania yang ketika didiagnosis mengalami gizi buruk pada Jumat (5/1) lalu seberat 4,1 kilogram, telah meningkat menjadi lebih dari lima kilogram.
Meskipun demikian, kondisi Vania masih jauh dari kata normal. Karena, umumnya anak berusia satu tahun memiliki berat badan di kisaran 10 kilogram dan sudah mulai berjalan. Sementara Vania baru mulai belajar merangkak.
Dokter Gizi Puskesmas Sungai Lekop Nefriyanti yang menangani pengawasan terhadap Vania. (Boni Bani/JawaPos.com)
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam Didi Kusumarjadi mengatakan, pihaknya sudah menangani sejak pertama kasus ditemukan hingga sampai saat ini. Mereka telah mendampingi pasien untuk dirujuk ke RSUD Embung Fatimah, kontrol ketika pasien melakukan berobat jalan, hingga saat ini ketika pasien tidak lagi melakukan kontrol ke RSUD.
"Vania terus kita pantau. Kita tangani sejak pertama sampai sekarang," kata Didi ketika dihubungi, Kamis (5/4).
Adapun bentuk pengawasan yang diberikan pada Vania sampai saat ini, melalui kontrol kecukupan makanan tambahan. Hal itu pun terus dipantau oleh Puskesmas Sungai Lekop, Kecamatan Sagulung, yang membawahi kediaman Vania di kawasan Kavling Puri Brata Indah, Kecamatan Sagulung, Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
"Makanan Vania dua minggu sekali pasti kita pantau. Kita datangi kediaman Vania untuk melihat kondisinya," kata Dokter Gizi Puskesmas Sungai Lekop Nefriyanti yang menangani pengawasan terhadap Vania.
Nefriyanti menjelaskan, bahwa kasus yang menimpa Vania lebih kepada tidak cocoknya produk susu yang diberikan kepadanya. Sehingga, menyebabkan alergi pada kulit Vania. Alergi ini menyerang daya tahan tubuhnya hingga menyebabkan gizi buruk.
Nefriyanti juga menyebutkan bahwa, gizi buruk yang menimpa Vania juga menyebabkan dirinya terdiagnosis mengalami TBC. "Vania ini juga mengalami TBC. Karena daya tahan tubuhnya itu jadi lemah," lanjutnya
Untuk diketahui, kondisi Vania yang mengalami gizi buruk diketahui setelah kedua orangtuanya memeriksa alergi yang diderita Vania kepada dokter spesialis anak di Sungai Panas, Batam Centre, Batam pada Jumat (5/1). Selanjutnya, Vania sempat dirujuk ke RSUD Embung Fatimah selama 12 hari untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.
Adapun penyebab Vania mengalami gizi buruk ini, bukan karena permasalahan kekurangan makanan seperti yang terjadi di Asmat, Papua. Namun lebih kepada jenis susu yang dikonsumsi Vania. Vania hanya menerim ASI dari orangtuanya hanya selama dua bulan pertama kelahirannya. Selanjutnya, ia diberikan susu kental manis, sama seperti yang dikonsumsi empat saudaranya sebelumnya.
(bbi/JPC)
0 Response to "Bayi Gizi Buruk di Batam Sudah Semakin Membaik"
Posting Komentar