
Di Jepang, kecaman publik tampak menakutkan. Tak mengherankan, perempuan sering kali enggan berbicara. Salah satunya adalah Kepala Divisi Berita TV Asahi Hiroshi Shinozuka yang menerima pengakuan dari jurnalisnya yang dilecehkan oleh Junichi Fukuda, Wakil Menteri Keuangan Administratif Jepang.
"Kami menerima informasi bahwa salah satu karyawan kami telah dilecehkan secara seksual," kata Shinozuka. Akibatnya Junichi Fukuda mengundurkan diri sejak pekan lalu. Setelah itu, bermunculan kasus pelecehan seksual lainnya secara berentetan.
Salah satu yang mendapat perhatian publik adalah kasus yang menimpa seorang model, Kao Ri. Ia menuduh Nobuyoshi Araki, salah satu fotografer dunia erotika paling terkenal di Jepang.
Araki dituduh menciptakan citra yang merendahkan perempuan dengan foto-foto yang menggambarkan adegan perbudakan eksplisit. Biasanya menunjukkan perempuan terikat dan tergantung di udara. Kao Ri meski berhenti bekerja dengannya sejak tahun 2016 tetapi mengatakan bahwa gerakan #MeToo telah mendorongnya untuk berbagi pengalamannya.
Kao Ri mengatakan, dia bekerja tanpa kontrak. Selain itu juga tidak dibayar secara teratur dan gambar telanjangnya sering digunakan tanpa persetujuannya.
Seorang pengacara gerakan #MeToo di Jepang, Kazuko Ito mengatakan, hukum Jepang dalam menentang eksploitasi seksual masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. "Kurangnya perlindungan hukum, dikombinasikan dengan tekanan budaya untuk menerima dan menanggung kesulitan, membuat perempuan muda rentan,” katanya.
Ito mengatakan, orang-orang Jepang diajarkan untuk tidak mengatakan tidak. "Hati saya sakit dengan memikirkan betapa sakit yang ditanggung Kao Ri untuk waktu yang lama. Model bukan benda. Perempuan bukan alat seks. Kita semua manusia. Kita seharusnya tidak pernah melupakan saling bersimpati."
(ina/iml/trz/JPC)
0 Response to "Gerakan #MeToo di Jepang Berhasil Ungkap Pelaku Pelecehan Seksual"
Posting Komentar