
Di tengah-tengah aksi, mereka kompak menyanyikan lagu berjudul Sebelah Mata yang didedikasikan band indie Efek Rumah Kaca untuk Novel Baswedan. Dengan mengenakan baju hitam dan payung hitam bertuliskan Menolak Lupa, para peserta aksi melakukan orasi serta membagi selebaran pada pengguna jalan.
Juru bicara aksi, Abdurrahman Sofyan mengungkapkan, aksi tersebut digelar untuk memperingati satu tahun kasus penyiraman air keras oleh oknum tak dikenal pada penyidik KPK Novel Baswedan.
Aksi menolak lupa (Fisca Tanjung/JawaPos.com)
Dia menyampaikan, dalam unjuk rasa tersebut, Komite Aksi Kamisan Malang mengajukan dua tuntutan. Pertama untuk Kapolri agar segera mengumpulkan bukti-bukti kejadian dan mengungkap motif serta aktor di balik kejadian penyiraman air keras itu.
"Kami juga mendesak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk menyikapi kelambanan penyelesaian kasus ini dengan membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF)," ujarnya di sela-sela aksi, Kamis (12/4).
Menurut Sofyan, Presiden memiliki kewenangan lebih dalam kasus ini. "Selama ini Presiden Jokowi hanya menyatakan mendukung penuntasan kasus tapi tidak memberi instruksi nyata. Selama satu tahun ini kasus terkesan mandek karena kepolisian selalu berdalih kekurangan bukti," paparnya.
Dalam aksi tersebut, mereka juga membawa sejumlah banner dan poster. Diantaranya bertuliskan Jokowi Tuntaskan Kasus Novel, Menolak Lupa Kasus Novel Baswedan, hingga 1 Tahun Kasus Novel, Rezim Kemana. Sofyan mengatakan, aksi kamisan dengan tuntutan yang sama digelar serentak di beberapa daerah di Indonesia. Di antaranya di Jakarta, Makassar, Jogjakarta, dan beberapa kota lain.
"Jika kasus ini tidak tuntas, maka para penegak hukum terutama yang mengusut korupsi para pejabat negara bisa terancam juga," tegasnya. Para orator aksi juga menyeru pada masyarakat untuk turut bersolidaritas terhadap upaya teror pada aparat yang tengah melakukan penegakan hukum.
(fis/JPC)
0 Response to "Satu Tahun Kasus Novel Baswedan, Aktivis Malang Gelar Aksi"
Posting Komentar