Marah Hingga Curhat Keluarga Korban KM Sinar Bangun ke Mensos

JawaPos.com - Menteri Sosial Idrus Marham dan rombongan tiba di Pelabuhan Tigaras, Minggu (24/6). Idrus disambut Pasukan Tanggap Bencana (Tagana) dan anggota Pendamping Keluarga Harapan (PKH).

Keluarga korban KM Sinar Bangun sudah menunggu di tenda milik TNI sejak sejam sebelumnya. Sampai di depan tenda, Idrus tidak langsung masuk. Dia memilih berbincang dengan Kepala Kantor SAR Medan Budiawan dan beberapa pejabat.

Idrus berbincang cukup lama. Padahal keluarga korban sudah menunggunya di tenda dengan kondisi cuaca yang cukup panas. Sejurus kemudian, para keluarga korban yang ada di lokasi marah dan berteriak meminta agar Idrus masuk. Para keluarga mengira, Idrus telat masuk karena diadang beberapa awak media.

Marah Hingga Curhat Keluarga Korban KM Sinar Bangun ke Mensos
Menteri Sosial Idrus Marham mengunjungi korban KM Sinar Bangun di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Minggu (24/6). (Prayugo Utomo/JawaPos.com)

"Cepatlah masuk. Lama kali dia (menteri) disitu," ujar seorang bapak berbaju putih.

Celetukan itu memancing warga lainnya. Ada yang berteriak dengan bahasa daerah meminta Idrus masuk. Melihat itu, Idrus pun langsung masuk ke dalam Tenda. Dalam kesempatan itu, Idrus menyatakan bahwa dirinya ikut berduka atas karamnya kapal yang diduga lebih muatan itu. Kementrian Sosial katanya, memberikan santunan Rp 15 juta ke setiap keluarga korban. Hal itu, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.

Pemberian santunan itu diterima Ryan Affandi, anak salah satu korban tewas yang sudah dievakuasi Tim SAR Gabungan. "Keluarga korban harus diurusi. Ada dapur umum disini. Pemerintah bertanggung jawab atas mereka," katanya.

Dia juga berpesan, agar kepala daerah juga bertanggung jawab atas warganya yang menjadi korban. "Yang ada di sini urusan pemerintah. Kata Presiden, jangan sampai keluarga yang kena musibah semakin susah. Jangan sampai makannya tidak diurusi," katanya.

Idrus kemudian mendengarkan keluh kesah para keluarga korban. Salah satunya dari orangtua Ranto Fajar Siregar dan dua anaknya yang hingga kini belum ditemukan.

Boru Simarmata, ibunya meminta Mensos untuk memaksimalkan pencarian. Simarmata akan menunggu sampai jasad anaknya dan kedua cucunya ditemukan. "Kami sudah berdoa. Sudah kebaktian, tambahi bapaklah personel pencarian itu. Biar cepat ketemu," kata Simarmata menahan tangisannya.

Tangisan sontak pecah saat Rosinta Sijabat bercerita. Dia sangat sedih karena kembarannya menjadi korban dalam kejadian nahas itu. Dia juga harus kehilangan keponakannya. "Bertambah penderitaan ibu saya. Sudah dia kanker lambung ini kehilangan anaknya lagi," ujarnya dengan suara lirih.

"Saya minta perhatian bapak menteri. Perhatikan kami. bapak kami keluarga korban," imbuhnya.

Dia juga meminta Mensos untuk menindak pengusaha kapal yang masih nakal menaikkan penjmpang diluar kapasitas armadanya. Mendengar ada pengusaha nakal, Mensos agaknya berang. Dia meminta pemerintah menegakkan regulasi. Selma ini, Jokowi sudah memnyiapkan infrastruktur. Masyarakat lebih banyak datang ke Danau Toba.

"Memang yang perlu diikuti adalah penataan kapal. Kapal-kapal itu perlu ditertibkan izinnya. Kalau ada yang enggak mau tertib cabut izinnya," pungkasnya.

Untuk diketahui, pencarian terus dilakukan dan sudah masuk ke hari ketujuh. Belum ada ditemukan petunjuk baru dari korban dan bangkai kapal.

Ada 1.681 personel yang terlibat dalam operasi SAR KM Sinar Bangun. Seluruhnya dibagi ke beberapa tim. Ada yang mencari di pinggir dana, di permukaan air, dan helikopter yang memantau dari udara. Basarnas juga mengerahkan alat Multi Beam Side Scan Sonar. Alat itu diklaim mampu mendeteksi hingga kedalaman 2 ribu meter.

(pra/JPC)

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/06/24/222396/marah-hingga-curhat-keluarga-korban-km-sinar-bangun-ke-mensos

Related Posts :

0 Response to "Marah Hingga Curhat Keluarga Korban KM Sinar Bangun ke Mensos"

Posting Komentar