Pengamat Sebut PDIP dan Gerindra Memiliki Mesin Politik Terburuk?

JawaPos.com - Direktur Pusat Studi Sosial Politik Indonesia dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun menilai PDIP dan Gerindra memiliki mesin politik terburuk. Sebab, kedua partai besar itu memperoleh peringkat terendah pada kontestasi Pilkada 2018.

"Kita boleh menyebutkan PDIP dan Gerindra mesin politiknya terburuk untuk 17 Provinsi, karena persentase kemenangannya terkecil," kata Ubedillah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (30/6).

Dari berbagai lembaga survey, menunjukkan persentase suara nasional yang diraih Gerindra paling terendah hanya 17,6 persen, kemudian diikuti oleh PDIP 23,5 persen. Sedangkan untuk perolehan nilai suara tertinggi diraup oleh PAN dan Nasdem yang mencapai 58,8 persen.

Hal ini menunjukkan, kinerja mesin politik Gerindra dan PDIP terburuk dari partai lainnya. Meski dua partai tersebut besar tetapi tidak perkasa untuk meraih simpatik masyarakat.

Oleh sebab itu, lanjut Ubedillah, mesin politik menjadi hal terpenting untuk dua partai Gerindra dan PKS berkontestasi di Pemilu 2019. "Faktor mesin politik menjadi catatan di dalam membaca kemungkinan apa yang bisa dilakukan pada 2019," terang Ubedillah.

Selain itu, Ubedillah menyebut tingginya persentase perolehan suara partai kecil dan menengah dapat menentukan poros baru atau penengah pada Pemilu 2019. "Memunculkan poros baru dari partai penengah, karena mereka tentu memberikan daya jual tinggi memiliki banyak kepala daerah," ujarnya.

Lebih lanjut, pengamat politik UNJ ini menuturkan, tingginya perolehan suara nasional PAN, Nasdem, Golkar dan Hanura mereka meyakini karena mesin politiknya bekerja. "Mereka bisa memungkinkan poros baru, konsolidasi baru dalam poros baru pilpres," tukasnya.

(rdw/JPC)

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/06/30/224073/pengamat-sebut-pdip-dan-gerindra-memiliki-mesin-politik-terburuk

0 Response to "Pengamat Sebut PDIP dan Gerindra Memiliki Mesin Politik Terburuk?"

Posting Komentar