Komentar Kadis Kebudayaan Sumbar Perihal Permintaa Maaf Anne Avantie

Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Taufik Effendi menilai, pernyataan maaf tersebut secara tidak langsung telah melegitimasi, jika Suntiang adalah tutup kelapa perempuan Minangkabau. "Permohonan maaf itu sebuah pengakuan yang secara tidak langsung telah mengangkat marwah adat Minangkabau," kata Taufik di ruang kerjanya, Rabu (11/4).

Menurutnya, polemik tersebut tidak elok diperpanjang. Kedepan, tinggal bagaimana Sumbar mempertahankan ciri khas pakaian adat perempuan maupun laki-laki. "Somasi yang kita inginkan pengakuan. Dan yang bersangkutan telah meminta maaf secara resmi dan mengakui kekhilafannya," katanya.

Taufik juga mengomentari perihal saran Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar yang menyarankan seluruh pakaian adat Minangkabau dipatenkan. Sehingga, kejadian serupa tidak kembali terulang.

Menurutnya, untuk mematenkan sebuah pakaian adat butuh proses panjang. Apalagi, ragam busana adat di Sumbar sangat banyak dan bentuk hingga kepemilikan berada di tangan masing-masing kaum suku nagari. Bahkan, ada pula satu rumah gadang dengan rumah gadang lainnya memiliki pakaian yang dengan spesifik berbeda.

Dengan kondisi demikian, prosesnya tentu memakan waktu lalu. Belum lagi mendudukan siapa yang akan mengusulkan. Apakah Pemerintah, kaum adat yang bersangkutan, nagari atau komunitas. "Jumlahnya sangat banyak. Makanya, salah satu cara merawat dan melestarikannya, kita inventarisir seluruh pakaian adat di Minangkabau," kata Taufik.

Setidaknya, kata Taufik, pihaknya bersama Bundo Kanduang telah membukukan sebanyak 200 jenis dan model pakaian perempuan Minangkabau dari 400 yang terdata. Termasuk ragam Suntiang yang dimiliki. Ada Suntiang Padang, Pesisir, dan daerah-daerah Luhak di Minangkabau.

"Membukukan ini idenya Ketua Pembina Bundo Kanduang Nevi Irwan Prayitno," jelas Taufik.

Kedepan, pihaknya berencana akan terus menginventarisasi pakaian-pakaian adat Minangkabau. "Jadi, lebih baik kita detailkan dulu. Kita kumpulkan dulu jelas-jelas ragam pakaian adat kita. Baru setelah itu bicara mau dipatenkan atau bagaimananya," pungkas Taufik.

Sebelumnya, Anne Avantie telah menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Minangkabau terkait kreasi suntiang Minang yang ia tampilkan dalam peragaan busana Indonesia Fashion Festival di Jakarta akhir Maret 2018. Anne meminta maaf karena kreasinya memantik protes masyarakat Minang.

Dalam peragaan busana tersebut, penutup kepala yang menyerupai suntiang Minang memang dipadukan dengan kebaya berpotongan terbuka yang diperagakan artis Sophia Latjuba.

(rcc/JPC)

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/04/11/203655/komentar-kadis-kebudayaan-sumbar-perihal-permintaa-maaf-anne-avantie

Related Posts :

0 Response to "Komentar Kadis Kebudayaan Sumbar Perihal Permintaa Maaf Anne Avantie"

Posting Komentar