RI Masuk ke Era Revolusi Industri 4.0, Ini Saran Gus Rommy

Anggota Komisi XI DPR RI M. Romahurmuziy mengaku setuju dengan pernyataan Presiden Jokowi. Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan revolusi industri 4.0 akan menciptakan jutaan lapangan pekerjaan baru dan menjadi lompatan besar bagi ekonomi Indonesia.

Revolusi industri 4.0 diartikan sebagai lompatan teknologi dibidang industri yang lebih efisien, efektif dan serba otomatis dikendalikan oleh robot. Revolusi industri 1.0 sebelumnya diawali dengan penemuan mesin uap tahun 1698, sementara revolusi industri 2.0 dimotori oleh pemanfaatan listrik, dan seri 3.0 dipicu pengembangan semi konduktor dan otomatisasi industri awal.

"Optimisme Presiden Jokowi ini cukup berdasar. Dampak terhadap ekonomi dari adanya revolusi industri 4.0 akan menciptakan aneka bisnis baru di Indonesia dari mulai start-up booming, virtual reality, artificial intelligence (kecerdasan buatan), big data, dan quantum computing. Bahkan lembaga bereputasi internasional PWC yakni di 2030 Indonesia akan menempati urutan ke 5 dunia dan pada 2050 menjadi peringkat ke-4 menggeser Jepang sebagai ekonomi yang paling besar di dunia," ujarnya di Jakarta, Sabtu (7/4).

Menurutnya, penciptaan lapangan kerja secara besar-besaran juga salah satu kunci dari adanya revolusi industri baru ini. Di dalam Laporan McKinsey Global Institute pada 2017 disebutkan revolusi industri 4.0 membuat 800 juta lapangan pekerjaan akan hilang hingga tahun 2030 karena tenaga manusia digantikan oleh otomatisasi robot.

Gus Romi menjelaskan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh McKinsey di Prancis selama 15 tahun terakhir membuktikan fakta bahwa 500 ribu pekerjaan hilang akibat perkembangan teknologi internet. Tapi di sisi lain, internet justru menciptakan 1,2 juta lapangan kerja baru di Prancis. Artinya ada surplus 700 ribu lapangan kerja baru. Begitu juga dengan kekhawatiran musnahnya pekerjaan akibat teknologi khususnya robotisasi juga tidak terbukti di Amerika Serikat.

"Tingkat pengangguran di AS pada 2017 turun menjadi 4,1 persen atau terendah dalam kurun waktu 17 tahun terakhir. Jika 800 juta lapangan kerja hilang di 2030, maka kemungkinan besar akan ada miliaran lapangan kerja yang baru," jelas Ketum PPP ini.

Sementara itu, lanjutnya, tantangan kedepan adalah meningkatkan skill tenaga kerja di Indonesia, mengingat 70 persen angkatan kerja adalah lulusan SMP. Pendidikan sekolah vokasi menjadi suatu keharusan agar tenaga kerja bisa langsung terserap ke industri.

Selain itu Pemerintah perlu meningkatkan porsi belanja riset baik melalui skema APBN atau memberikan insentif bagi Perguruan Tinggi dan perusahaan swasta. Saat ini porsi belanja riset Indonesia hanya 0,3 persen dari PDB di 2016, sementara Malaysia 1,1 persen dan China sudah 2 persen. Belanja riset termasuk pendirian techno park di berbagai daerah sebagai pusat inkubasi sekaligus pembelajaran bagi calon-calon wirausahawan di era revolusi industri 4.0.

"Harapannya tingkat inovasi Indonesia yang saat ini berada di peringkat 87 dunia bisa terus meningkat sehingga lebih kompetitif di era transisi teknologi saat ini. Kesimpulannya revolusi industri 4.0 bukanlah suatu ramalan yang menakutkan, justru peluang makin luas terbuka bagi anak bangsa untuk berkontribusi terhadap perekonomian nasional," pungkasnya.

(srs/JPC)

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/04/08/202523/ri-masuk-ke-era-revolusi-industri-40-ini-saran-gus-rommy

Related Posts :

0 Response to "RI Masuk ke Era Revolusi Industri 4.0, Ini Saran Gus Rommy"

Posting Komentar