
Rencana lebih detailnya akan dirinci oleh diplomat senior AS, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo. "AS akan bekerja keras untuk membentuk koalisi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Heather Nauert kepada wartawan seperti dilansir, AFP, Jumat, (18/5).
Tujuan dibentuknya koalisi ini adalah untuk menyatukan banyak negara dari seluruh dunia dengan tujuan spesifik yaitu untuk melihat rezim Iran melalui lensa yang lebih realistis. "Termasuk mencakup semua kegiatan yang menimbulkan ketidakstabilan, bukan hanya ancaman bagi kawasan ini tetapi merupakan ancaman bagi dunia yang lebih luas," kata Nauert.
Nauert menambahkan, koalisi tidak akan membentuk sebuah koalisi anti-Iran. Berbeda dengan rezim Iran yang melakukan tindakan buruknya.
Pada Senin pekan depan, Nauert akan menerima setidaknya 200 diplomat dari seluruh dunia untuk menjelaskan kepada mereka tentang keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mundur dari kesepakatan nuklir, dan mengambil langkah selanjutnya.
Mundur dari kesepakatan nuklir Iran pekan lalu, Trump menyerukan kesepakatan baru dengan pembatasan lebih pada program nuklir Iran. AS juga mengekang rudal balistik dan dukungannya bagi kelompok militan di Timur Tengah.
Bersama dengan Iran, negara-negara lain yang menandatangani perjanjian nuklir Iran 2015 seperti Prancis, Inggris, Jerman, Tiongkok, dan Rusia mengkritik keras mundurnya AS. Uni Eropa mengatakan, mulai bergerak untuk memblokir efek sanksi AS yang diterapkan kembali pada Iran sebagai upaya untuk melestarikan perjanjian nuklir.
Ketika ditanya mengenai potensi kemauan negara-negara Eropa untuk bergabung dengan koalisi baru yang diusulkan, Nauert mengatakan, "Banyak sekutu AS yang sepenuhnya memahami dan tidak menutup mata terhadap tindakan Iran," katanya.
(iml/JPC)
0 Response to "AS Bentuk Koalisi Global Lawan Rezim Iran"
Posting Komentar