Hal ini menjadi menarik, Sebab, Fredrich kerap kali melawan kepada jaksa penuntut umum (JPU) pada KPK ketika menjalani sidang lanjutan yang melilitnya.
"Justru saya yang bantu melakukan penggeledahan, kalau tidak dibagi lima grup, sampe besok paginya juga nggak akan selesai," kata Fredrich kepada awak media di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta Pusat, Kamis (3/5).
Kendati dianggap melakukan perencanaan untuk merintangi penyidikan terhadap Novanto, kata Fredrich, dirinya masih mempunyai itikad baik terhadap lembaga antirasuah tersebut.
Saat penyidik KPK melakukan penggeledahan di rumah mantan Ketua DPR RI yang terletak di Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Fredrich yang saat itu menjadi kuasa hukum Novanto menyarankan kepada penyidik KPK untuk membentuk lima grup, hal ini dilakukan lantaran besarnya rumah Novanto.
"Sekarang saya tanya kalau satu grup meriksa 1800 meter, sama 5 grup meriksa 1800 meter cepet mana ?. Saya punya itidak baik, kita nggak pernah niat buruk," ujar mantan kuasa hukum Novanto ini.
Kendati sempat menanyakan surat perintah atas penggeledahan tersebut, akui Fredrich, itu merupakan kewajibannya yang saat itu merupakan kuasa hukum Novanto.
"Tetapi kita otomatis, mana surat perintahnya itu hak dan kewajiban saya menanyakan," pungkasnya.
Dalam perkara ini, Fredrich Yunadi didakwa oleh Jaksa KPK menghalangi atau merintangi proses penyidikan kasus dugaan korupsi proyek e-KTP, yang menyeret Setya Novanto (Setnov).
Fredrich disebut bekerjasama dengan Bimanesh Sutarjo. Keduanya diduga melakukan kesepakatan jahat untuk memanipulasi hasil rekam medis Setnov yang saat itu sedang diburu oleh KPK dan Polri.
Atas perbuatannya, Fredrich didakwa melanggar Pasal 21 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tipikor juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
(rdw/JPC)
0 Response to "Fredrich Beberkan Bantu Penyidik KPK Geledah Rumah Novanto"
Posting Komentar