
Ketua kelompok tani, Jasrif menyatakan, petani yang menggarap lahan 35 hektare itu mengeluhkan masalah pengairan irigasi yang tak kunjung diperbaiki. Akibatnya, kondisi tanah kering sehingga tidak dapat ditanami padi. Karenanya petani pun menanam palawija.
“Padahal kami berharap bisa tanam padi, tapi air tak turun ke sawah,” kata Jasrif. Menurut dia, petani yang mencoba menanam padi dalam kondisi kekurangan air, mendapatkan hasil panen tidak maksimal. Yakni, hanya dapat 2 karung per 2 hektare. Padahal, saat aliran irigasi normal bisa mencapai 4 ton per 2 hektare.
Jasrif menambahkan, lahan yang digarap petani adalah milik perseorangan. Petani, kata dia, saat ini resah karena kabarnya lahan garapan akan beralih fungsi menjadi perumahan. Karena itu, dia berharap kepada Kang Uu, agar lahan subur tersebut, jangan sampai beralih fungsi.
Kang UU mengaku prihatin menanggapi keluhan petani. Terkait irigasi, dia akan mengoptimalkan program Gerbang Desa, yang menjadi program unggulannya saat memimpin Kabupaten Tasikmalaya. Program itu antara lain, listrik masuk desa, memperbaiki jalan desa, memperbaiki dan membangun irigasi baru, serta penyediaan air bersih.
"Pembangunan dan perbaikan irigasi akan menjadi prioritas utama kami untuk meningkatkan ketahanan pangan di Jabar. Termasuk di kabupaten Bogor," kata Uu.
Terkait kabar alihfungsi lahan garapan, Kang Uu akan memikirkan solusi yang terbaik. Namun, berdasarkan pengalaman memimpin Tasikmalaya duua periode, dia menggunakan peraturan daerah Sawah Abadi, untuk mempertahankan dan meningkatkan lahan pertanian.
"Melalui program tersebut mencetak 150 hektare sawah baru dari target 500 hektare. Target tersebut bisa tercapai, jika semua infrastruktur termasuk irigasi dibangun," ujarnya.
(jpg/JPC)
0 Response to "Petani Bogor Curhat Irigasi Rusak, Kang Uu Janjikan Gerbang Desa"
Posting Komentar