
"Pemerintah harus memberikan dukungan penguatan Lapas untuk jenis-jenis kejahatan serius," ujarnya melalui pesan singkat, Rabu (9/5).
Dia menerangkan, penyerangan napi terorisme menunjukkan bahwa kekuatan kelompok teror masih eksis.
"Peristiwa ini mengingatkan semua pihak untuk tidak berkompromi dengan radikalisme dan terorisme, yang mengancam keamanan dan ideologi bangsa," katanya.
Penyikapan atas terorisme menurutnya harus terus dilakukan dan dimulai dari hulu, yakni intoleransi.
"Semua pihak harus menghentikan politisasi isu intoleransi dan radikalisme hanya untuk kepentingan politik elektoral 2018 dan 2019, yang justru memberikan ruang bagi kebangkitan kelompok ekstrimis," tukas Hendardi.
Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Rutan Napi Terorisme di Mako Brimob hingga saat ini.
Karopemnas Mabes Polri Brigjen Pol Mochamad Iqbal mengungkapkan, insiden yang terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua telah memakan enam korban. Lima dari pihak Kepolisian dan satu narapidana.
"Narapidana ini kami beri tindakan kepolisian karena melawan, mengancam, dan merebut senjata petugas," katanya di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Rabu (9/5).
Diungkapkannya, korban yang tewas telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjpati, Jakarta Timur. Sementara narapidana yang tewas yaitu Benny Syamsu Tresno.
Lalu untuk petugas yang masih disandera adalah Bripka Iwan Sarjana.
(dna/JPC)
0 Response to "Rusuh di Mako Brimob, Setara Institute Sebut Napi Teroris Masih Eksis"
Posting Komentar