Sigit saat jumpa pers di Mapolrestabes Semarang, mengungkapkan kehebohan tersebut tercipta lantaran adanya miskomunikasi antara dirinya dan staff yang bekerja di Kantor DPC Gerindra Kota Semarang.
"Bahwasanya apa yang dilakukan bapak-bapak kepolisian Brimob adalah hal biasa. Tapi karena ketidaktahuan dari staff kami, menyampaikan info yang mungkin tidak tepat kepada saya sehingga menjadikan sesuatu yang tidak nyaman," ujar dia.
Sigit juga memastikan, kedatangan satuan kepolisian bersenjatakan senapan laras panjang tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan isu kaus bertuliskan #2019GantiPresiden. Maupun rencana pengerahan massa ke CFD di Simpang Lima dari partai bentukan Prabowo Subianto tersebut, sebagaimana telah tersebar melalui aplikasi perpesanan WhatsApp.
Surat edaran ajakan kepada Bacaleg mengenakan kaus #2019GantiPresiden di CDF Semarang (Istimewa)
"Itu semua hoax semata. Lumrah dalam intrik politik terutama mendekati tahun politik ini. Tidak ada instruksi (mengenakan kaus #2019GantiPresiden dan mengerahkan massa ke CFD Simpang Lima) sama sekali dari Gerindra," sambungnya.
Disinggung mengenai beredarnya surat edaran berlogo Partai Gerindra berisi ajakan kepada bacalegnya untuk datang ke Lapangan Simpang Lima Kota Semarang dengan mengenakan kaus #2019GantiPresiden, Sigit kembali berdalih.
"Betul ada logo Gerindra tapi tidak ada kop DPC Gerindra Kota Semarang. Jadi di masa-masa pendaftaran bacaleg, perebutan mereka untuk masuk di dapil itu luar biasa. Dan ini setelah saya cek surat itu palsu, bodong, tanda tangannya hanya scan," ujarnya.
Dirinya menyebut adanya kemungkinan surat tersebut dibuat dan muncul untuk menjatuhkan pansel. Pasalnya ada beberapa pihak yang menilai pansel tidak netral. "Sebenernya bukan tidak netral, tapi karena ambisi bacaleg bisa masuk dapil. Ini intern, kami investigasi dulu karena tidak ingin malah ada perpecahan saat konsolodasi pemilihan 2019," tegasnya.
Kembali ke segala kabar tentang pengawasan berlebihan oleh Brimob Polda Jateng seperti yang disebutkan pihaknya dalam laporan sebelumnya, Sigit mengucap permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada segala pihak dirugikan, termasuk kepolisian dan masyarakat sipil.
Sementara Kepala Satuan Brimob Polda Jawa Tengah, Kombes Pol. Tory Kristianto mengatakan, apa yang dilakukan anggotanya dengan mendatangi kantor DPC Gerindra Kota Semarang, Jumat (4/5) dan kantor DPD Gerindra Jateng di Jalan. Kanguru Raya, Kota Semarang, Sabtu (5/5) adalah bagian dari operasi rutin.
“Apa yang kami lakukan itu hal yang biasa. Itu hanya operasi rutin dalam rangka menjaga suasana yang kondusif di masa pilkada atau Pilgub Jateng 2018,” ujar Tory.
Tory mengatakan dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat pada masa pilkada atau Pilgub Jateng, pihaknya memang menggelar patroli secara ke kantor-kantor partai politik. Tak hanya kantor Partai Gerindra saja.
“Kami juga rutin mendatangi kantor KPU, Panwaslu, dan juga Bawaslu. Jadi itu sebenarnya hal yang rutin dan biasa,” ujarnya lagi.
Tory juga membantah apa yang dilakukan pasukannya terkesan berlebihan. Kedatangan pasukan Brimob Polda Jateng ke kantor DPC Partai Gerindra Kota Semarang dan DPD Partai Gerindra Jateng dengan bersenjata lengkap sudah sesuai dengan standard operating procedure (SOP).
(gul/JPC)
0 Response to "Soal Brimob, Gerindra Minta Maaf dan Akui Adanya Miskomunikasi"
Posting Komentar