
JawaPos.com – Dari 63.973 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Jateng, lebih dari setengahnya atau sekitar 37.716 TPS diketahui rawan penyimpangan. Data tersebut didapatkan dari hasil rekap Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Jawa Tengah.
Koordinator Divisi Penindakan dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Jateng, Sri Wahyu Ananingsih mengatakan, dari jumlah tersebut, Kabupaten Banyumas mendominasi dengan memiliki 2.799 TPS rawan. Dilanjutkan Kabupaten Brebes dan Kabupaten Kebumen, dimana masing-masing memiliki 2.525 dan 2.258 TPS rawan.
"Diikuti Kabupaten Magelang, Cilacap, dan Tegal. Paling sedikit Kota Surakarta dan Magelang," ujar Ana saat dijumpai di kantornya, Senin (25/6).
Dari 35 kabupaten/kota di Jateng, 10 diantaranya dinyatakan memiliki tingkat kerawanan yang tinggi. Termasuk, Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, Purbalingga dan Wonogiri. Sementara 11 lainnya dinyatakan sedang dan 14 sisanya rendah.
Adapun penentuan rawan tidaknya TPS itu sendiri, lanjut Anna, dilakukan dengan enam variabel. Diantaranya, akurasi data pemilih, penggunaan hak pilih atau hilangnya hak pilih, politik uang, netralitas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), proses pemungutan suara, dan pelanggaran kampanye.
Selain itu, masih ada 15 indikator yang digunakan dalam penentuan rawan tidaknya sebuah TPS itu. "Pemilih memenuhi syarat tak masuk DPT (Daftar Pemilih Tetap), pemilih tak memenuhi syarat masuk DPT, pemilih disabilitas, DPTB lebih dari 20 per TPS, lalu TPS wilayah khusus, juga terdapat aktor curang atau broker," imbuhnya.
Indikator lain, sebagaimana Ana jabarkan, meliputi praktik politik uang, relawan bayaran, KPPS tidak netral, C6KWK tidak didistribusikan kepada pemilih, TPS di dekat posko paslon. Ditambah lagi KPPS yang tak mengikuti bimtek, ketersediaan logistik, praktek mempengaruhi pemilih dan terakhir, menghasut dengan isu SARA.
"Paling banyak TPS rawan ini karena pemilih disabilitas, pemilih tak memenuhi syarat masuk DPT, dan pemilih memenuhi syarat tak masuk DPT," lanjutnya.
Ana sendiri mengatakan, pemetaan TPS rawan ini bertujuan untuk mengidentifkasi strategi pengawasan guna mengurangi terjadinya pelanggaran di hari pungut suara. Kemudian, menyediakan analisis berbasis kerawanan TPS dalam menyusun langkah pencegahan.
Serta melakukan identifikasi tingkat penyelenggara pemilu dalam mempersiapkan dan melayani hak pilih. "Jadi besok itu saat hari pungut suara kita turun ke tempat-tempat yang kita nyatakan TPS rawan terbanyak," tandasnya.
(gul/JPC)
https://www.jawapos.com/read/2018/06/25/222657/37716-tps-di-jateng-rawan-penyimpangan
0 Response to "37.716 TPS di Jateng Rawan Penyimpangan"
Posting Komentar