
JawaPos.com - Ketua DPRD Surabaya Armudji mengenang Lebaran ketika masih kecil. Dulu, beragam aktivitas dilakukan anak-anak ketika H-3 hingga Lebaran.
Tapi sekarang, Lebaran tidak seperti dulu lagi. Banyak tradisi Lebaran di kalangan anak-anak yang sudah luntur. Salah satunya kegirangan anak-anak saat akan berbelanja pakaian baru.
"Tradisi itu yang sudah hilang. khususnya di Surabaya. Itu yang membedakan generasi milenial saat ini," kata Armudji saat ditemui JawaPos.com di kediamannya.
Selain belanja baju baru, Armudji juga menyinggung tradisi lainnya yang mulai luntur. Adalah aksi silaturrahim yang dilakukan gerombolan anak kecil.
Armudji mengingat, tradisi itu rutin dilakukan saat masa kecil ketika Lebaran. Dia bersama kelompok anak lainnya rutin menyambangi tiap rumah tetangga.
Sudah dapat ditebak. Gerombolan anak-anak itu datang berharap mendapat uang saku Lebaran. Armudji mengingat, tradisi itu sempat berlanjut hingga dirinya menjabat sebagai Ketua DPRD Surabaya periode pertama.
"Banyak anak kecil yang berharap sangu (uang saku). Ya, saya sih senang saja didatangi gerombolan anak-anak. Pasti saya langsung tukar uang dengan recehan," ungkap pria asli Surabaya itu.
Bagi Armudji, Idul Fitri juga merupakan kesempatan bagi setiap orang menyadari kesalahannya. Karenanya, Armudji menganggap Idul Fitri sebagai momen untuk saling memaafkan. "Tanpa ada paksaan. Tapi secara ikhlas, kita semua dapat saling memaafkan," tuturnya.
Saat ini, tak banyak aktivitas ke luar rumah yang dilakukan Armudji. Setelah salat Ied, Armudji biasa menghabiskan waktu di kediamannya. Sebagai pejabat publik, dia punya tradisi diam di rumah menunggu kedatangan saudara, kolega kerja, rekan dari partai politik dan para tetangga.
(HDR/JPC)
https://www.jawapos.com/read/2018/06/15/219948/banyak-tradisi-lebaran-yang-luntur
0 Response to "Banyak Tradisi Lebaran yang Luntur"
Posting Komentar