Meski demikian, upaya pemerintah bersama BP Batam dan pengusaha menemui tantangan. Terutama soal kondisi Batam yang kurang kondusif. Padahal kondisi aman tanpa gejolak di Batam sangat menentukan pilihan investor.
"Tantangan kami di Batam masalah unjuk rasa. Harus ada kondusivitas. Karena banyaknya unjuk rasa ini menakuti investor," kata Presiden Direktur PT Sat Nusapersada Batam Abidin di Batam, Selasa (8/5).
Abidin menekankan, kehadiran investor penting untuk membuka lapangan pekerjaan baru. Saat ini ada ratusan ribu warga Batam yang membutuhkan lapangan pekerjaan.
PT Sat Nusapersada yang menjadi manufaktur lokal produk smartphone Xiaomi, berpotensi menghadirkan banyak perusahaan yang mampu menyerap tenaga kerja lokal di Batam. Hanya saja, ancaman hadirnya gejolak masih menjadi tantangan utama untuk meyakinkan investor.
Dari target enam juta unit smartphone Xiaomi setiap bulannya, PT Sat Nusapersada baru bisa memenuhi dua juta unit. Sehingga upaya pengembangan perusahaan dengan potensi lapangan pekerjaan masih sangat terbuka.
Belum lagi hadirnya 24 calon investor yang menjadi mitra Xiaomi sebagai penyedia bahan baku produk-produk dalam acara Supplier Investment Summit (SIS). "Sekarang bahan baku kami masih import. Makanya kami undang perusahan-perusahaan untuk membangun di sini. Sehingga bisa menekan biaya produksi. Soalnya kami masih impor yang belum ada," papar Abidin.
(bbi/JPC)
0 Response to "Investor di Batam Terhadang Unjuk Rasa"
Posting Komentar