
Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) Gross BRI, yang tercatat sebesar 2,46 persen.
“NPL BRI tercatat lebih kecil daripada NPL industri, dimana NPL industri perbankan di Indonesia tercatat 2,75 persen pada Maret 2018,” ujarnya di Kantornya, Kamis (3/5).
Di sisi lain, Suprajarto juga mengungkapkan, Bank BRI juga meningkatkan NPL Coverage, dari semula sebesar 172,38 persen pada Triwulan I 2017 menjadi 174,81 persen pada periode Triwulan I 2018.
“Ini mengindikasikan bahwa BRI konservatif memandang risiko yang akan datang, sekaligus untuk menjaga tingkat sustainabilitas dan profitabilitas ke depannya,” tuturnya.
Sementara Dana Pihak Ketiga BRI berhasil tumbuh sebesar 12,7 persen ke posisi Rp 827,1 Triliun rupiah di Triwulan Pertama 2018 dari posisi Rp 734 triliun di Triwulan Pertama 2017. Tingkat pertumbuhan tersebut jauh diatas tingkat pertumbuhan DPK Nasional Maret 2018 yang tercatat sebesar 7,7 persen.
Selaras dengan peningkatan DPK, BRI mampu meningkatkan dana murah (CASA), menjadi 55,87 persen di Triwulan I 2018 dari sebelumnya 55,17 persen pada periode sama tahun lalu.
“Dengan kinerja yang cukup kuat tersebut kami optimistis mampu tumbuh secara berkelanjutan dengan tetap fokus terhadap pemberdayaan UMKM, mendorong literasi dan inklusi keuangan ke seluruh penjuru negeri serta menjalankan fungsi sebagai agent of development,” tandasnya.
(mys/JPC)
0 Response to "Kredit Tumbuh 11,2 Persen, NPL BRI Terjaga Di Level 2,46 Persen"
Posting Komentar