
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, ketika ekstrim dan radikal digunakan untuk menarik simpati para calon pemilih, maka sama saja dengan politisi sumbu pendek.
"Mumpung ini Ramadan dan juga memasuki tahun politik, mempolitisasi agama dengan cara pendekatan ekstrim dan radikal itu termasuk politisi sumbu pendek," kata dia dalam konferensi pers penetapan awal Ramadan di kantornya pada Senin (14/5).
Apapun, lanjutnya, dalam politisasi membuat rakyat tidak cerdas. Selain itu, tidak berakhlak mulia, politik uang, melakukan pilihan politik yang tidak rasional dan bertanggung jawab.
Sementara itu, Yunahar Ilyas, Ketua PP Muhammadiyah mengatakan, tahun politik serta memasuki puasa ini sekaligus sebagai momentum menjadikannya sebagai kekuatan rohani dan moral. "Mengedepankan politik mulia, santun, damai, dan rukun dengan menjunjung tinggi kebaikan," katanya.
Politik harus dijauhkan dari perangai yang menebarkan permusuhan, perpecahan, kegaduhan, atau segala cara yang merugikan kehidupan bangsa. Perbedaan pilihan politik juga harus tetap mengedepankan toleransi, sikap bijak, dan kebersamaan.
"Dukung-mendukung politik dilakukan secara wajar, beretika, dan berkeadaban agar tidak terjebak pada ekstrimisme dan radikalisme dalam berpolitik," ucapnya.
(dho/JPC)
0 Response to "Muhammadiyah: Politisasi Agama itu Kerjaan Politisi Sumbu Pendek"
Posting Komentar