
Selain itu, pemahaman Empat Pilar tidak saja menyoal konstitusi. Namun, juga moral, etika dan Tuhan. Maka dengan Empat Pilar dapat membrangus perilaku Lesbian Gay Biseksual Dan Transgender (LGBT).
Hal ini disampaikan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dapil Sumatera Barat (Sumbar) Leonardi Harmainy dalam gelaran sosialisasi Empat Pilar MPR Ri di hadapan ratusan niniak mamak (Pemimpin adat) 18 kabupaten/kota yang tergabung dalam Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar, di Aula Asrama Haji Padang, Kamis (26/4).
"Terjadinya aksi dan perbuatan diluar kebiasaan masyarakat dulu, adalah dampak pudarnya pemahaman anak kemenakan dengan Empat Pilar," terang Leonardi Dt Bandaro Basa.
Selaku wakil daerah yang juga niniak mamak, Leonardi beranggapan, LKAAM selaku organisasi adat tertinggi di Sumbar memiliki peranan penting dan strategis untuk meneruskan nilai-nilai Empat Pilar kepada masyarakat, anak dan kemenakan.
"LKAAM punya kekuatan menjaga nilai empat pilar ini. Sejatinya, dapat bersinergi dengan Negara untuk masa depan generasi yang lebih baik," katanya.
Apalagi, Sumbar yang dikenal sebagai daerah dengan semboyan "Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah" (ABS-SBK) saat ini tengah didera fenomena LGBT. Virus yang jelas-jelas bertentangan dengan adat dan agama Islam. Dimana virus tersebut menyebar dengan pesat di Ranah Minang.
Mantan ketua DPRD Sumbar menilai, perlu sinergi pemerintah, ulama, masyarakat, keluarga dan niniak-mamak sebagai komandan anak dan kemenakan di Minangkabau.
"Kita tidak bisa bayangkan, hancurnya generasi gara-gara virus tersebut. Makanya, kita berharap LKAAM Sumbar mampu membentengi generasi muda dengan pemahaman Empat Pilar dan agama," katanya.
"Ayam jantan sesama ayam jantan saja tidak mau begitu. Ini manusia, dan itu tidak boleh dibiarkan. Harus segera diberantas, agar jumlahnya tidak terus bertambah," sambung senator itu.
Sementara itu, Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) M Sayuti Rajo Pangulu mengatakan, terjadinya perpecahan dan gejolak di Indonesia tidak lepas dari ketidakpahaman anak Bangsa tentang empat pilar yang menjadi landasan pemersatu bangsa.
"Mengabaikan Empat Pilar, berarti melupakan sejarah. Melupakan sejarah berujung lupa diri. Setelah itu, tidak tau diri, dan selanjutnya menempuh jalan kiri," kata M Sayuti dihadapan sekitar 150 orang niniak mamak dari 18 kabupaten/kota di Sumbar.
LKAAM lanjutnya, berupaya semaksimal mungkin menyalurkan pemahaman itu kepada anak kemenakan. LKAAM menganggap, hal itu menjadi tanggung jawab moral untuk ditanamkan kepada diri generasi muda.
"Kalau pemahaman negaranya baik, agamanya baik, virus perpecahan sampai LGBT dapat ditangani," tandasnya.
(rcc/JPC)
0 Response to "Pemahaman Empat Pilar MPR dan Agama Diyakini Mampu Berantas LGBT"
Posting Komentar