
Wakil Ketua Umum PP Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol Sjafruddin mengatakan, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan destinasi wisata masjid bersejarah berusia ratusan tahun. Bahkan sejarah Islam di Nusantara pernah menjadi magnet peradaban Islam di dunia.
Pengembangan destinasi wisata religi berbasis masjid memilih Cirebon sebagai pilot project. Alasannya, Kota Udang itu memiliki banyak masjid bersejarah yang hingga kini masih lestari.
"Pemerintah saat bersungguh-sungguh menginginkan agar destinasi wisata tidak satu warna menyuguhkan keindahan alam saja. Ada sisi lain yang bisa dikembangkan. Salah satunya adalah wisata religi," ungkap Sjafruddin saat memberikan sambutan di Simposium Wisata Religi Berbasis Masjid.
Pengembangan wisata religi disebutkan akan menambah fungsi masjid. Bukan hanya sebagai tempat ibadah saja. Namun juga sebagai ruang kajian sejarah peradaban Islam di Indonesia.
Menuju tujuan itu, perlu adanya lompatan strategi dengan cara melebarkan jaringan di penjuru dunia. Indonesia pernah menjadi magnet rujukan peradaban Islam di dunia. Melalui pencanangan destinasi wisata religi berbasis masjid, Indonesia ingin mengulangi sejarah keemasan tersebut.
"Orang-orang berbondong-berbondong hanya ingin melihat Masjid Biru di Turki. Tidak ada salahnya, suatu saat nanti orang-orang akan melihat Sang Cipta Rasa di Keraton Kasepuhan, Cirebon," ungkap Sjafruddin.
Sjafrudin mendambakan Indonesia bisa memiliki pusat pariwisata masjid yang dikenal masyarakat dunia. Menurutnya, Indonesia bisa seperti negara-negara jazirah Arab. Seperti Makkah, Madinah, Jordan, Mesir dan Turki.
"Menuju itu, kami butuh memperkuat jaringan untuk destinasi wisata religi dengan negara lain. Seperti Brunei, Malaysia dan Singapura. Salah satunya menjajaki tentang fasilitas yang menunjang wisata masjid," ujarnya.
(wiw/JPC)
0 Response to "DMI Impikan Wisata Masjid Seperti di Turki"
Posting Komentar